BLK Komunitas Berbasis Pesantren: Cara Pemerintah Cetak SDM Handal
Presiden Jokowi pun mengungkapkan jika alasannya melakukan hal ini agar nanti Indonesia bisa memanfaatkan secara baik bonus demografi pada tahun 2025-
Editor: Content Writer
Sebagai langkah awal mewujudkan pembangunan 1000 Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas berbasis pesantren di seluruh Indonesia, Pemerintah Joko Widodo melalui Kementerian Ketenagakerjaan menggelar acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Balai Latihan Kerja Komunitas 2019, di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (20/2/2019).
Selain dihadiri Presiden Joko Widodo dan Menaker Hanif Dhakiri, acara yang dihadiri 2000 orang ini juga mengundang perwakilan pondok pesantren yang akan dan telah menerima bantuan BLK Komunitas.
Salah satunya, Yayah Siti Rukoyah, Pembina Pesantren Assalafiyah 1. Pesantren yang telah berdiri sejak tahun 1930 terpilih oleh Kemnaker menjadi satu diantara 1000 pesantren yang akan menerima bantuan BLK Komunitas berbasis pesantren.
Nantinya, pesantren Assalafiyah 1 akan menerima bantuan sebesar 1 miliar rupiah yang meliputi pembangunan satu unit gedung workshop, peralatan pelatihan, bantuan operasional kelembagaan, program pelatihan BLK komunitas, dan program pelatihan bagi instruktur dan pengelola BLK Komunitas.
Dari sembilan kejuruan yang ada yakni Kejuruan teknik otomotif sepeda motor, kejuruan teknik las, pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil perikanan, kejuruan perkayuan atau woodworking, kejuruan teknologi informasi dan komunikasi, kejuruan menjahit atau fashion, kejuruan teknik pendingin/refrigeration atu teknik listrik, kejuruan industri kreatif, dan kejuruan bahasa, Yayah Siti Rukoyah mengaku jika pesantrennya memilih kejurusan menjahit.
“Untuk BLK di pesantren ini kami khusus mengambil kejuruan menjahit karena bisa bermanfaat bagi santri putri dan putra di pesantren kami, sehingga mereka lebih kreatif dan bisa mengembangkan diri. Semoga dengan adanya BLK Komunitas ini, santri kami bisa memiliki kemampuan yang lain selain pelajaran yang telah diberikan di pesantren,” ujar Yayah Siti Rukoyah.
Berbeda dengan Yayah Siti Rukoyah, Peppy Muzakki dari Pondok Pesantren Attaufiqiyah, Serang, Banten, mengungkapkan jika pesantrennya menjadi salah satu dari 50 pesantren rintisan pertama yang menerima bantuan BLK Komunitas pada tahun 2017.
Untuk kejuruannya sendiri, BLK Komunitas Pondok Pesantren Attaufiqiyah memilih teknologi informasi dan komunikasi.
“BLK Komunitas kami memiliki kejuruan dibidang IT Komputer. Untuk IT yang kita dapat desain grafis dan photoshop. Sedangkan untuk tahun ini karena tidak boleh sama kita akan belajar Ms. Access,” ujar Peppy Muzakki.
Selama satu tahun berjalan, Peppy Muzakki mengaku jika hampir 40 persen lulusan kami berwirausaha dan 60 persennya terjun di dunia bisnis. Ia juga menambahkan hampir semua lulusannya 70 persen sudah bekerja sesuai keahlian yang mereka pelajari.
“Pada tahun pertama pun, ada beberapa industri yang menampung lulusan BLK kami, diantaranya PT. Indonesia Nippon Seiki, PT Mitsuba Indonesia, dan PT Sari Indonesia,” ujar Peppy Muzakki.
Lantas seperti apakah sistem pembelajaran di BLK Komunitas? Peppy Muzakki menjelaskan jika pada tahun 2018 lalu, BLK Komunitas Pondok Pesantren Attaufiqiyah mendapatkan 5 paket pembelajaran.
“Dalam satu paketnya ada 16 orang. Jadi dalam satu tahun kurang lebih kita ada 80 orang. Per satu paket itu diselesaikan dalam 40 hari. Untuk pelatihannya sendiri selama 40 hari dengan durasi untuk 244 sks (1 sks per jam) dan dalam satu hari kita ada 8 jam. 1 jamnya sendiri sekitar 45 menit,” terang Peppy Muzakki.
Bagi yang tertarik dan ingin mendaftar, cara pun sangat mudah, yakni hanya membutuhkan KTP saja.
“Bagi santri dan masyarakat sekitar kami yang ingin mendaftar, syaratnya mudah hanya perlu mempunyai KTP karena nanti akan didaftarkan ke Kemnaker. Jadi kita tak ada batasan lulusan SD atau SMP yang penting punya KTP, bisa daftar ke BLK kita,” ujar Peppy Muzakki.
Kemnaker pun, tambah Peppy Muzakki, tak hanya memberikan bantuan dana saja, namun juga bantuan lain yang membantu operasional dan peningkatan mutu BLK Komunitas.
“Ini yang menurut saya luar biasa. Selain bantuan fisik dan alat, instruktur kita akan dilatih selama kurang lebih dua bulan. Bahkan instruktur kami sejak dua minggu lalu diupgrading selama 2 minggu untuk peningkatan,” ujar Peppy Muzakki.
1000 Pesantren Barulah Awal
Presiden Joko Widodo yang turut hadir dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Balai Latihan Kerja Komunitas 2019, di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (20/2/2019), menyampaikan jika pembangunan 1000 BLK Komunitas berbasis pesantren ini hanyalah awal.
“Tadi saya sampaikan kepada pak menteri, 1000 itu jumlah yang sedikit. Tahun depan 3000 minimal kita bangun. Karena jumlah pondok pesantren kita ini 29 ribu di seluruh tanah air. Kalau cuma 1000 setiap tahun nanti baru 29 tahun semuanya bisa rampung. Jadi nantinya tiap tahun akan kita lipat gandakan lagi jumlahnya sehingga rampung lebih cepat,” ujar Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi pun mengungkapkan jika alasannya melakukan hal ini agar nanti Indonesia bisa memanfaatkan secara baik bonus demografi pada tahun 2025-2030.
“Ini bisa merupakan keuntungan bagi kita untuk bersaing dengan negara-negara lain tapi jika kita tak bisa mengelola ini bisa menjadi masalah besar bagi kita,” ujar Presiden Joko Widodo.
Oleh sebab itu mulai sekarang, tambah Joko Widodo, kita harus siap-siap menyongsong bonus demografi.
“Nantinya kita akan banyak memiliki anak-anak muda yang produktif. Tapi jangan sampai yang produktif ini tidak memiliki keterampilan, tak memiliki kualifikasi yang baik. Itu tujuan dari BLK komunitas ini,” ujar Joko Widodo.
Menurut Presiden Joko Widodo, pesantren dianggap sebagai cara yang lebih efektif untuk mendongkrak angkatan kerja di Indonesia.
“Kenapa di pesantren? Karena saya lihat ini lebih efektif untuk mendongkrak angkatan kerja yang terampil dan berkualitas,” ujar Presiden Joko Widodo.