Melalui Proyek Ini, Tiba Saatnya Kemerdekaan Jaringan Internet Kecepatan Tinggi
Sesaat lagi koneksi internet cepat akan dirasakan masyarakat Indonesia. Pasalnya, tiga paket proyek Palapa Ring yaitu Palapa Ring Paket Barat, Palapa
TRIBUNNEWS.COM – Sesaat lagi koneksi internet cepat akan dirasakan masyarakat Indonesia. Pasalnya, tiga paket proyek Palapa Ring yaitu Palapa Ring Paket Barat, Palapa Ring Paket Tengah telah rampung, dan Palapa Ring Paket Timur telah rampung.
Palapa Ring adalah proyek strategis nasional pembangunan jaringan tulang punggung serat optik nasional. Jaringan ini akan menghubungkan seluruh kota/kabupaten di Indonesia.
Backbone serat optik Palapa Ring merupakan suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 34 provinsi, 514 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer. Palapa Ring dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Non-KPBU. Skema KPBU dilakukan oleh Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Badan Usaha yang telah terpilih.
Pembangunan Palapa Ring dengan skema KPBU digelar di 57 kabupaten/kota yang belum dibangun oleh pihak swasta. PT Telkom telah menjangkau pembangunan backbone serat optik di 457 Kabupaten/Kota melalui skema Non-KPBU. Pembangunan dengan skema KPBU merupakan wujud dari afirmasi pemerintah untuk membangun telekomunikasi di wilayah-wilayah yang secara komersial tidak layak untuk dibangun oleh pihak swasta (not commercially viable).
Nama Palapa dalam Palapa Ring diambil dari Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Patih Gajah Mada yang bertekad menyatukan Nusantara. Dengan tekad yang sama, pembangunan telekomunikasi diharapkan dapat menyatukan seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dan Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Total panjang kabel serat optik yang dibangun oleh pemerintah adalah 12.148 Km yang terdiri dari 7.862 km kabel laut dan 4.286 km kabel darat.
Proyek Palapa Ring ini menghubungkan jaringan dari barat hingga timur Indonesia, yang akan mengitari Indonesia di darat dan di laut. Peinciannya, Palapa Ring Paket Barat menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat dengan jaringan laut sepanjang 1.743 kilometer dan darat sepanjang 404 kilometer. Jaringannya menghubungkan 5 kabupaten/kota dan 7 kabupaten/kota.
Kemudian, Palapa Ring Paket Tengah meliputi wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Kalimantan Timur dengan panjang jaringan 1.798 kilometer di laut dan 1.304 kilometer di darat yang menghubungkan 17 kabupaten/kota dan 10 kabupaten/kota. Sedangkan, Palapa Ring Paket Timur meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan Papua Barat dengan panjang 4.426 kilometer di laut dan 2.452 kilometer di darat, yang menghubungkan 35 kabupaten/kota dan 16 kabupaten/kota.
Ketiga proyek Palapa Ring baru selesai dan sudah memasuki masa opersional dan komersial. Keterlambatan pembangunan Palapa Ring Paket Timur disebabkan banyak hal, kondisi geografis yang sulit, keterbatasan helikopter untuk membangun menara dan infrastrukturnya, serta cuaca yang mudah berubah sehingga menyebabkan bencana dan menyulitkan pekerjaan lapangan. Pertimbangan kemanan juga beberapa kali menjadi sebab penunda pembangunan di wilayah Pala Ring Timur
“Kontruksi Palapa Ring Timut baru selesai dibangun, melengkapi Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Sabtu (17/8/2019) lalu.
Untuk pelaksanaan proyek pemerintah telah menunjuk tiga Badan Usaha Perlaksana yang bertanggung jawab di setiap daerahnya, yaitu PT. Palapa Ring Barat untuk Palapa Ring Paket Barat, PT. LEN Telekomunikasi Indonesia untuk bagian tengah dan PT. Palapa Timur Telematika untuk bagian timur.
Pembiayaan Proyek Palapa Ring diterapkan dengan skema Availability Payment, dimana pembangunan konstruksi awal menggunakan sumber daya termasuk keuangan dari pihak badan usaha. Pemerintah memulai pembayaran—penggantian modal yang ditanamkan investor ditambah dengan biaya operasional serta keuntungan setelah proyek beroperasi—berdasarkan tingkat ketersediaan layanan. Pembayaran dilakukan per bulan selama masa perjanjian, yaitu selama 15 tahun dengan total nilai proyek sebesar Rp 21 triliun selama 15 tahun.
“Bersama jaringan yang dibangun operator,” ujar Rudiantara, “capaian ini menandai konektivitas jaringan tulang punggung broadband (internet kecepatan tinggi) yang menghubungkan semua kabupaten dan kota seluruh indonesia,” ujarnya.