Keuntungan Berlipat Ganda, Kementan Rangsang Budidaya Kacang Koro Pedang
Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mendorong budidaya atau usaha tani kacang koro pedang karena memberikan keuntungan yang berlipat ganda dibandi
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mendorong budidaya atau usaha tani kacang koro pedang karena memberikan keuntungan yang berlipat ganda dibanding budidaya komoditas kacang lainnya. Jenis kacang dengan nama keren 'Jack Bean' ini selain dapat tumbuh di segala jenih tanah, juga provitasnya jauh lebih tinggi yakni 4 ton hingga 20 ton per hektar dibanding kacang kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai.
"Harga jual cukup tinggi, berkisar antara Rp 2.500 hingga Rp 4.000 per kilogramnya. Dengan provitas setidaknya 4 ton perhektar, maka petani bisa mendapat 10 juta hingga Rp 16 juta dalam 4 bulan," demikian ungkap Kepala Subdirektorat Aneka Kacang Lain, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Rahayu di Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Oleh karena itu, Rahayu menjelaskan guna merangksang budidaya kacang koro pedang, Kementan telah mengalokasikan bantuan demonstrasi plot (demplot) seluas 5 hektar untuk mengembangkan koro pedang dengan benih bersertifikat. Harapannya terjadi peningkatan kualitas tanaman yang pada akhirnya terjadi peningkatan provitas.
Baca: 2019 Surplus Beras Meluber, Stok Mencapai 5,49 Juta Ton
"Apalagi petani bisa mengolah biji koro menjadi makanan ringan, pasti bertambah nilai jualnya. Coba lihat saja di situs jual beli online, koro pedang siap santap dihargai antara Rp 36.000 hingga Rp 40.000 per kilogramnya. Harga yang menarik bukan?," tutur Rahayu.
Jadi, sambungnya, koro pedang termasuk tanaman yang memiliki beragam manfaat sehingga keuntunganya berlipat-lipat. Tanamannnya dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk, bungkilnya dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak, dan bijinya dapat digunakan sebagai bahan pangan, seperti bahan pembuatan tahu, tempe, dan abon.
"Dengan manfaat yang beragam menjadikan koro pedang termasuk komoditas yang diminati pasar. Petani pasti raup keuntungan yang luar biasa," tegas Rahayu.
Perlu diketahui, dalam sebuah kajian ilmiah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, disebutkan bahwa luas tanam koro pedang hanya berkisar 1.500-an hektar. Padahal, koro pedang memiliki potensi yang menggiurkan yang dapat ditanam pada segala jenis tanah.
Koro pedang termasuk tanaman yang toleran terhadap kekeringan dan adaptif pada lahan kering masam. Tanaman ini juga dapat tumbuh pada lahan marjinal. Hal tersebut diamini oleh Agus seorang petani yang punya pengalaman membudidayakan koro pedang di daerah Majalengka, Jawa Barat.
Baca: Kementan Tak Segan Tindak Tegas Pihak Mempermainkan Benih Jagung
Dia menyebutkan sebaiknya koro pedang ditanam di lahan marjinal, lahan tidur dan jangan di lahan produktif atau subur. Tanaman ini sangat gampang membudidayakanya tanaman ini, dimana membutuhkan air yang tidak banyak.
"Rata-rata produksi bisa sekitar 4 ton per hektar, bahkan dengan perawatan yang baik bisa sampai 20 ton. Maksudnya, koro pedang yang sudah berumur 4 bulan dapat dipanen hingga umur 6 bulan. Nah baru setelahnya dilakukan penanaman kembali," ujar Agus.
Terkait jarak tanam, menurut Agus, jika jarak tanam per hektar 1x1 meter, maka akan ada 10.000 tanaman. Dengan perawatan cukup, maka 1 pohon bisa mendapatkan 2 kg polong.
"Mendapatkan 2 kilogram perpohon bukanlah hal yang sulit dalam budidaya koro pedang," sebutnya.(*)