Hadapi Era Digital, Menaker Ingatkan Pentingnya Responsif Terhadap Perubahan
Era revolusi industri 4.0 menuntut dunia usaha dan industri untuk responsif terhadap perubahan guna menjaga eksistensi bisnisnya. Begitupun dengan SDM
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Era revolusi industri 4.0 menuntut dunia usaha dan industri untuk responsif terhadap perubahan guna menjaga eksistensi bisnisnya. Begitupun dengan SDM, sikap responsif harus diimplementasikan agar tetap berdaya saing.
Hal tersebut disampaikan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, saat menyampaikan Keynote Speech pada acara "Kemnaker Goes To Campus" di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Kabupaten Bogor, Kamis (13/2).
"Kita berhadapan dengan era di mana manusia bukan satu-satunya penggerak utama. Kita ini sedang bersaing dengan robot, bersaing dengan mesin, karena teknologi bergerak dengan cepat," kata Menaker Ida.
Di hadapan mahasiswa/i UNUSIA, Menaker menjelaskan bahwa era desrupsi ekonomi ini tidak cukup dihadapi hanya dengan inovasi dan kreativitas. Namun, yang harus menjadi perhatian juga adalah kecepatan menjalankan tugas.
"Tidak masalah siapa yang lebih pintar, tidak peduli siapa yang lebih kuat, pendidikan dan keterampilan adalah kunci. Tapi yang harus kita ingat, yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang responsif terhadap perubahan akan mengalahkan yang terlena dengan zona nyaman," terang Menaker.
Menaker juga menjelaskan, era digital akan menciptakan banyak peluang usaha serta menjadikan iklim usaha lebih kompetitif. Hal ini akan membuka peluang usaha yang lebih besar bagi masyarakat. Karena kegiatan usaha dan bisnis tidak lagi hanya mengandalkan kekuatan modal.
Guna menghadapi persaingan di era digital, Menaker menjelaskan bahwa Kemnaker telah melakukan penguatan pembangunan SDM dalam beberapa tahun terakhir.
Diantaranya, pada 2019 program pemagangan telah memagangkan 210 ribu orang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kemudia, 257.240 orang ditingkatkan keterampilannya melalui PBK. Sedangkan program penigkatakan produktivitas telah membantu 18.800 orang yang ditingkatkan produktivitasnya.
"Selain itu, ada hampir 1 juta orang yang disertifikasi kapasitasnya dan kompetensinya," terang Menaker.
Selain itu, untuk menperkuat akses keterampilan, hingga tahun 2019, Kemnaker telah membangun 1.113 BLK Komunitas. Program ini akan ditambah sebanyak 2.OOO BLK Komunitas di tahun 2020.
"Karena itulah kepemimpinan Presiden Jokowi di periode kedua ini berusaha menjadikan pembangunan SDM itu sebagai prioritas dan memperbaiki sistem pendidikan kita. Tujuannya apa? Tujuannya adalah Indonesia memiliki SDM yang terampil dan berkualitas," paparnya.