Menaker Ida Tinjau Pabrik Pembuatan Baju APD Hazmat
Selain memberikan apresiasi karena tak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Menaker Ida menyatakan kekagumannya
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meninjau langsung pabrik baju Alat Pelindung Diri (APD) Hazmat di kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (1/7/2020).
Selain memberikan apresiasi karena tak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Menaker Ida menyatakan kekagumannya karena seluruh karyawan pembuat APD Hazmat dan masker tersebut dari kalangan perempuan.
"Saya membuktikan langsung kelompok usaha ini merekrut banyak perempuan, juga tidak melakukan PHK dan merumahkan pekerjanya selama masa pandemi Covid-19. Ini suatu kebanggan tersendiri, " ujar Menaker Ida.
Menaker Ida mengatakan pihaknya seringkali meminta perusahaan/dunia usaha agar menjadikan kebijakan PHK sebagai langkah terakhir setelah melakukan segala upaya dalam mengatasi dampak Covid-19.
Dikatakan Menaker Ida, saat pandemi Covid-19 ini, PT Mahasuri Utama yang selama ini mengekspor produksi garmennya ke kawasan Asia, langsung mengalihkan jenis produksi ke baju APD Hazmat dan masker. Hasil produksinya pun kini banyak digunakan oleh para tenaga medis di seluruh Indonesia.
"Pemerintah terus berupaya membantu perusahaan yang terdampak Covid-19 agar bisa tetap bertahan dan tidak melakukan PHK pekerjanya. Banyak program-program bantuan yang bisa dimanfaatkan pengusaha dan pekerja," kata Menaker Ida.
Di masa pandemi ini, Menteri Ida menjelaskan Kemnaker telah melakukan hal yang tidak biasa seperti mengurangi perjalanan dinas, refokusing program, melakukan pengembangan perluasan kesempatan kerja bagi pekerja atau buruh yang terdampak Covid-19.
"Kita bantu para pekerja yang ter-PHK dan dirumahkan melalui kegiatan padat karya infrastruktur, padat karya produktif, Tenaga Kerja Mandiri; Terapan Teknologi Tepat Guna, Kewirausahaan, dan Tenaga Kerja Sukarela,” ujar Menaker Ida.
Selain itu, Menaker Ida menambahkan di masa pandemi Covid-19, pelatihan di BLK dikhususkan kepada pekerja terdampak PHK dan dirumahkan lalu juga diberi insentif. "Anggaran insentif berasal dari biayai perjalanan-perjalanan dinas yang kita batalkan, " katanya.
Pelatihan di BLK bagi pekerja terdampak PHK dan dirumahkan, untuk menghasilkan produk penanganan dampak Covid-19. Yakni berupa masker, hand sanitizer, disinfektan, baju APD, wastafel, viresib, peti Covid-19 jenazah, dan penyediaan makanan.
Sementara itu, Ela salah satu pekerja PT MU mengatakan perusahaan mengalihkan produksi karena selama masa pandemi Covid-19, perusahaannya tak bisa mengirimkan hasil produksi garmen berupa baju ke luar negeri. Sebelum masa Covid-19, perusahaannya selalu mengekspor ke Asia, Eropa dan Eropa.
"Masih ada barang yang belum dikirim ke Qatar, Uni Emirat Arab. Karena tidak bisa mengirim barang ke luar, jadi untuk sementara kita mengerjakan baju Hazmat untuk memenuhi kebutuhan tim medis Covid-19," ujar Ela yang bekerja di bagian produksi cutting.(*)