Vokasi UMM Berangkatkan Lulusan Keperawatan Berkarier di Jepang
Sebelum pandemi Covid–19, DV–UMM telah memberangkatkan 20 alumni untuk berkarier ke Jepang.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Direktorat Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (DV-UMM) memberangkatkan kembali enam lulusan prodi Keperawatan untuk bekerja di Jepang. Hal ini merupakan keberhasilan atas kerja sama internasional DV-UMM dengan berbagai rumah sakit di Jepang.
Sebelum pandemi Covid–19, DV–UMM telah memberangkatkan 20 alumni untuk berkarier ke Jepang. Saat pandemi mulai berlangsung pengiriman tenaga kerja ke Jepang dihentikan.
“Pemberangkatan kali ini terasa cukup istimewa karena terjadi dikala masa pandemi yang kecil kemungkinannya bisa berangkat ke Jepang,” kata Direktur DV-UMM Tulus Winarsunu.
Hingga November 2020, lanjut Tulus, DV-UMM sudah memberangkatkan 26 lulusan prodi Keperawatan baik dari jenjang D3 maupun S1.
Baca juga: Mahasiswa Vokasi Dinilai Lebih Terampil dan Adaptif Saat Bekerja
Para lulusan tersebut akan bekerja sebagai caregiver atau pengasuh lansia di beberapa rumah sakit khusus lansia dengan masa kontrak 3 tahun. Selepas masa kontrak mereka diharapkan sudah lulus ujian sertifikasi Kangoshi atau perawat lisensi Jepang.
Tulus menilai dengan memperoleh lisensi Jepang karier para lulusan akan jadi lebih baik, tak hanya dari segi gaji, tetapi juga dari level pekerjaan.
“Kangoshi menangani pasien umum, sementara care giver mendampingi lansia. Dan untuk menjadi Kangoshi syaratnya harus lulus D3 atau S1, sedangkan care giver cukup SMA atau SMK. Jadi, tujuan utama ke Jepang adalah menjadi Kangoshi. Bukan care giver,” lanjut Tuus.
Lebih jauh, Tulus menjelaskan bahwa untuk DV-UMM mendapat dukungan dari perusahaan penerima (Acceptance Organizer, AO) yaitu Cooperative Fuku. Ini semacam holding company yang menghimpun puluhan rumah sakit yang ada di Jepang yang siap menerima lulusan UMM.
Selain itu, ada pula Sending Organizer (SO) PT Duta Mandiri Indonesia, yang tugasnya mengurus semua dokumen kerja ke Jepang, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bahasa Jepang dan International Test Center (ITC), lembaga yang mengeluarkan sertifikat penguasaan Bahasa Jepang.
Baca juga: Kemendikbud: Pendidikan Vokasi Penyedia Calon Tenaga Kerja Terampil
Tahun ini, ungkap Tulus, sudah dibentuk Outsourcing Training Center hasil kerjasama UMM dan PT OS Selnajaya Indonesia yang berfungsi melatih dan menyalurkan angkatan kerja terdidik lulusan Perguruan Tinggi serta tenaga terampil lulusan SMK dan SMA.
Salah satu lulusan DV-UMM yang berangkat ke Jepang pada kloter keempat adalah Diah Ayu Wulandari. Ia mengungkapkan terima kasih kepada DV-UMM karena telah membantu mewujudkan mimpi-mimpinya. Bisa berangkat ke Jepang di tengah pandemi Covid-19, bagi Diah, adalah karunia.
Merespons berita ini, Direktur Jenderal Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Vokasi Wikan Sakarinto menyatakan bahwa kurikulum SMK dan pendidikan tinggi vokasi memang harus bisa diandalkan untuk penyiapan SDM yang dibutuhkan oleh dunia kerja internasional.
Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci Pendidikan Vokasi Hadapi Tantangan Industri
“Kurikulum SMK dan Kurikulum Pendidikan Tinggi Vokasi disesuaikan dengan strategi karakter Link and Match - nya. Termasuk pula kurikulum harus juga diandalkan untuk penyiapan SDM yang dibutuhkan oleh dunia kerja internasional,” ungkap Wikan.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa untuk dapat berkarier di dunia internasional, pelatihan hard skill saja tidak cukup. Soft skill juga harus jadi aspek penting dalam kurikulum SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi.
“Soft skill dan kemampuan komunikasi menjadi aspek penting di dalam kurikulum dan bagaimana cara mengajar yang tepat agar tercipta hardskills dan softskills yang sama-sama kuat. Harapannya, lulusan vokasi visa mendunia,” tutup Wikan. (*)