Menhub Budi Karya Sumadi: Muatan Balik Tol Laut Terus Dioptimalkan
Menurut Budi, dapat dikatakan berhasil lantaran ada suatu keseimbangan antara muatan barang yang dibawa dari Surabaya maupun sebaliknya.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meminta muatan balik tol laut harus terus dioptimalkan.
Hal itu disampaika saat melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (24/4). Budi menggelar rapat di Terminal Pelabuhan Tanjung Perak dengan sejumlah pemangku kepentingan.
“Program tol laut ini memang harus kita lakukan dengan sistematis dan konsisten. Saya melihat bahwa ada dua daerah yang sudah berhasil melaksanakan ini. Yaitu Morotai dan Dobo," tutur Budi dalam keterangannya, Sabtu (24/4/2021).
Menurut Budi, dapat dikatakan berhasil lantaran ada suatu keseimbangan antara muatan barang yang dibawa dari Surabaya maupun sebaliknya.
"Saya ingin daerah lain bisa mencontoh keberhasilan ini,” imbuhnya.
Budi mengungkapkan, kedatangannya ke Surabaya ingin memastikan program tol laut berjalan dengan baik. Karena mayoritas awal pergerakan tol laut adalah dari Surabaya. Ia menjelaskan, dari 30 pergerakan tol laut yang ada saat ini, sebanyak 16 kapal pergerakannya berasal dari surabaya.
Budi mengapresiasi, produktivitas dari tol laut secara umum, dimana terdapat sejumlah peningkatan jumlah pelabuhan dari 72 pelabuhan pada tahun 2019, saat ini sudah bertambah menjadi 106 pelabuhan. Selain itu pada tahun ini juga terdapat penambahan trayek tol laut menjadi 30 trayek.
Budi mengungkapkan, tujuan dari program tol laut yang dirintis sejak tahun 2015 adalah untuk mengurangi disparitas harga antara wilayah barat dan timur Indonesia. Serta untuk melancarkan distribusi logistik, khususnya kebutuhan pokok, ke daerah tertinggal, terluar, terdalam dan perbatasan (3TP).
Budi meminta para operator baik Pelindo I s.d IV, Pelni, dan operator lainnya memberikan kesempatan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bisa memanfaatkan pengiriman barangnya melalui kapal tol laut.
Ia mengatakan, dengan memfasilitasi para pelaku UMKM untuk memanfaatkan pengiriman barangnya dengan kapal tol laut, akan semakin meningkatkan eksistensi dan daya saing produk/barang UMKM.
“Lebih dari 50 persen pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Kalau kita bisa fasilitasi dengan baik. Daya saing mereka akan bertambah karena subsidi (tol laut) diterima langsung oleh saudara kita para pelaku UMKM,” ucapnya.
Ia meminta para operator untuk memikirkan skema bagi UMKM agar bisa memanfaatkan pengiriman barangnya melalui kapal tol laut. Budi tidak ingin kapal tol laut dimonopoli suatu perusahaan tertentu, sehingga para pelaku UMKM yang sesungguhnya membutuhkan subsidi dari program tol laut tidak mendapatkan subsidi tersebut.