Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lestari Moerdijat: Pembelajaran Berbasis Perubahan Pola Pikir Langkah Strategis Hadapi Realitas

Menurut Lestari, pembelajaran yang berorientasi pada perubahan pola pikir sangat krusial untuk menghadapi realitas terkini.

Editor: Content Writer
zoom-in Lestari Moerdijat: Pembelajaran Berbasis Perubahan Pola Pikir Langkah Strategis Hadapi Realitas
dok. MPR RI
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat menghadiri United In Diversity Foundation 20th Anniversary dengan tema "Transforming System for Our Common Future: A Call to Collective Action" di Kampus UID Bali, Minggu (19/11/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Diperlukan kerja sama dan berkelanjutan untuk membangun kapabilitas nasional dalam proses transformasi menuju Indonesia yang lebih baik.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat menghadiri United In Diversity Foundation 20th Anniversary dengan tema "Transforming System for Our Common Future: A Call to Collective Action" di Kampus UID Bali, Minggu (19/11/2023).

"Menghadapi kesenjangan sosial yang semakin menguat, dibutuhkan kerja bersama berbasis pembelajaran yang menjamin kelangsungan hidup generasi masa depan yang lebih baik," jelas Lestari.

Menurut Lestari, pembelajaran berbasis prinsip leading from emerging future,yang berorientasi pada perubahan pola pikir dari kesadaran ego-sistem ke realitas eco-system, sangat krusial untuk menghadapi realitas terkini.

Saat ini, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, kita menghadapi digitalisasi yang membuat perubahan luar biasa dan tidak bisa dielakkan mengubah pondasi eksistensi manusia. Harus diakui, tambah dia, kita saat ini menghadapi situasi yang sangat paradoks.

Baca juga: Lestari Moerdijat: Generasi Muda Harus Mampu Atur Kondisi Saat Ini untuk Hadapi Tantangan Masa Depan

Di satu sisi, jelas Rerie, digitalisasi dinilai membangkitkan optimisme dengan berbagai peluang yang tercipta, di sisi lain kelompok yang skeptis memandang digitalisasi justru meningkatkan depresi dan ketakutan karena standar kehidupan yang berubah.

Kondisi paradoks tersebut, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, memicu lahirnya sejumlah kebijakan yang tidak mampu mengatasi kesenjangan yang terjadi.

BERITA REKOMENDASI

Melalui proses pembelajaran yang dilandasi pikiran, hati dan kehendak yang terbuka, ujar Rerie, kesenjangan di sektor sosial, ekologis, spiritual dapat disadari dan diketahui.

Lebih dari itu, tambah Rerie, saat ini kekhawatiran dunia bukan pada ketidakmampuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengantisipasi konflik sosial dan menyudahi perang semata, tetapi kesadaran akan tingginya martabat manusia dan keutamaan kemanusiaan yang kian memudar.

Baca juga: Lestari Moerdijat Minta Link dan Match Sistem Pendidikan dan Dunia Kerja Harus Segera Diwujudkan

Berhenti sejenak dan mengoptimalkan proses sensing, jelas Rerie yang merupakan alumnus program MIT-UID Indonesia itu, memungkinkan kita untuk melihat kondisi yang sebenarnya dengan menggunakan mekanisme penginderaan kolektif kemudian menilai sistem secara keseluruhan.

Transformasi sistem, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, membutuhkan daya dorong kolektif dan membutuhkan proses berkelanjutan.

"Agar proses transformasi menjadi bermakna, protecting the flame of hope dapat menjadi fondasi sekaligus pendorong gerakan menghadirkan masa depan bersama sejak dini," ujarnya.

Menjaga cahaya pengharapan tetap bersinar, tegas Rerie, dapat menjadi salah satu motivasi untuk menyikapi keadaan dunia dan Indonesia saat ini, dengan merevisi kembali perumusan tujuan, terbuka pada setiap proses dan menjangkau tujuan melalui kerja bersama. (*)

Baca juga: Sambut Hari Diabetes Dunia, Lestari Moerdijat Ajak Cegah Diabetes pada Anak Sejak Dini 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas