Airlangga Hartarto: Target Kita Adalah Perekonomian Pulih dan Aman dari Virus
Guna menanggulangi dampak pandemi Covid-19 ini pemerintah terus membuat program padat karya dan memberikan stimulus ke pemerintah daerah.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM — Guna menanggulangi dampak pandemi Covid-19 ini pemerintah terus membuat program pada karya dan memberikan stimulus ke pemerintah daerah.
Hal itu ditegaskan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat membuka Musyawarah Nasional Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) secara virtual, Selasa sore (23/6).
“Pemerintah terus membuat program padat karya dan memberikan pinjaman ke pemerintah daerah, insentif perumahan, cadangan DAK dan cadangan perluasan dengan anggaran mencapai Rp 106,11 triliun,” tutur Airlangga.
Hal itu dilakukan guna memulihkan perekonomian nasional. “Setelah tiga bulan (pandemi) semua indikator ekonomi turun drastis, mulai bulan ini ada tendensi naik,“ kata Airlangga Hartarto.
Ia menambahkan, pemerintah akan terus mengeluarkan berbagai paket kebijakan baru untuk mengembalikan track pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya Program Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Program Exit Strategy berupa pembukaan ekonomi secara bertahap menuju tatanan baru.
Selain itu Reset dan Transformasi Ekonomi untuk mendorong akselerasi pemulihan ekonomi.
Pemerintah juga terus bekerja keras untuk menyelamatkan sektor UMKM, antara lain dengan memberikan insentif pajak.
“Pajaknya dibayar oleh pemerintah, UMKM diberi subsidi bunga, pinjaman untuk modal, penempatan dana untuk restrukturisasi dan kebijakan lain. Total anggaran untuk UMKM sebesar 123,46 triliun,” ucap Airlangga.
Pemerintah juga memberikan insentif usaha mencapai Rp 120,61 triliun yang diakumulasikan dari insentif untuk PPh 21 DTP sebesar Rp 39,66 triliun, pembebasan PPh 22 Impor sebesar Rp 12,75 triliun, pengurangan angsuran PPh 25 Rp 14,4 triliun, pengembalian pendahuluan PPN Rp 5,8 triliun, penurunan tarif PPh Badan Rp 20 triliun dan stimulus lainnya sebesar Rp 26 triliun.
“Kita menyiapkan anggaran untuk pembiayaan korporasi sebesar Rp 53,57 triliun,” katanya lagi. Ditambah dengan anggaran perlindungan sosial yang mencapai Rp 203,9 triliun, total biaya penanganan covid-19 yang disiapkan pemerintah menjadi sebesar Rp 695,2 triliun.
Airlangga menyebut keberhasilan Indonesia untuk selamat dari dampak Covid-19 tak hanya tergantung pada kebijakan pemerintah. Namun masyarakat juga harus berdisiplin dalam mewujudkan tatanan hidup baru.
“Untuk mewujudkan semua ini butuh kedisiplinan masyarakat. Oleh karena itu kita libatkan aparat keamanan untuk mendorong pendisiplinan dengan harapan segera terbentuk budaya baru, normal baru, target kita adalah Perekonomian pulih dan aman dari virus”, demikian Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dalam orasinya berjudul “Cetak Biru Perekonomian Nasional dalam Kerangka New Normal” itu, Airlangga mengatakan, pasca-Covid 19 banyak hal yang harus dilakukan untuk mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi nasional.
Airlangga menegaskan jika jumlah pengangguran baru sebanyak 3 juta orang, dijaga untuk tidak terus bertambah. Saat ini, sekitar 1, 7 juta pengangguran baru telah terverifikasi. Jumlah ini tidak termasuk sekitar 7 juta orang yang memang berkategori pengangguran sebelum pandemi Covid-19.
Dalam situasi menantang inilah pemerintah terus bekerja keras untuk menciptakan sistem mitigasi demi penyelamatan ekonomi. Menko Perekonomian Airlangga optimistis, perekonomian Indonesia akan segera menemukan titik balik.