Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Muhammad Faizal

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Biasanya mie ayam disandingkan dengan bakso ataupun pangsit. Jika mampir ke warung Mie Ayam Bang Sadi di Jl Pondok Gede, tak jauh dari Asrama Haji Pondok Gede, mie ayam bakalan dapat bonus semangkok ketupat tahu!

Sudah makan mie ayam, mesti melahap seporsi ketupat tahu lagi. Berasa dobel kenyangnya. Bagi mereka yang berlambung mungil, makan mie ayam ini pasti bakalan keliyengan.

Ada cerita khusus mengapa Bang Adi, si juragan, menambahkan bonus ketupat tahu di tiap porsi mie ayam. Awalnya, bonus itu bertujuan agar sopir-sopir angkot atau kuli yang langganan makan di tempatnya. "Yang dicari sama mereka kan kenyangnya," kata Bang Adi, Rabu (21/03/2012).

Justru di sinilah keunikan mie ayam Bang Adi. Yang datang tak hanya sekadar mencari dobel kenyangnya, tapi juga rasanya yang beda dan pastinya nikmat. Taburan mie ayam hasil olahan Komsatun, sang istri Bang Udin, rasanya nendang abis. "Ayamnya harus dimasak sampai keluar minyaknya. Nah, barulah bumbu-bumbunya meresap sempurna," katanya berbagi sedikit rahasia resep mie ayamnya.

Bang Adi menjamin semua bahan bakunya kualitas nomor satu. Hampir semuanya dibuat sendiri, hanya mienya saja yang dibeli dalam bentuk sudah jadi. "Saya selalu pakai mie segar. Jadi tak ada istilah pakai mie bekas kemarin," katanya seraya menambahkan seluruh bumbu dibuat secara manual dengan cara diulek.

Saat disajikan, ketupat dan mie ayam ada di mangkok terpisah. Ketupat dipotong-potong lalu ditaburi bumbu dan minyak yang sama dengan mie ayam. Tahu kuningnya sendiri disajikan satu dengan mie ayam. "Saya sih terserah selera pelanggan saja. Ada yang mau mie ayamnya saja, ada yang minta komplit, ada yang pakai bakso. Bebas-bebas saja," bilang Bang Adi.

Soal harga? Jelas enggak bakalan menguras dompet. Mie ayam bakso tahu kupat banderolnya Rp 11 ribu, mie ayam bakso Rp 8.000, ataupun ayam bakso tahu Rp 9.000. So, bagi yang belum sempat sarapan, tak ada salahnya mampir dulu ke sini.

Berita lengkap silakan klik Tribun Jakarta Digital edisi Kamis (22/3/20012) pagi