Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Sepasang Yubari Melon laku terlelang 1,6 juta yen atau sekitar Rp 154 juta (kurs Rp 96 per yen) tanggal 24 Mei lalu di Pasar Grosir Sentral Sapporo Hokkaido. Ukurannya memang lebih kecil dari jenis yang sama masa lalu karena perubahan cuaca yang kurang baik tahun ini.

Demikian diungkapkan pembeli melon tersebut seorang grosir/penjual toko buah, Kazuo Watarai, di tempat lelang kepada pers setempat. Harga melon tersebut lebih mahal 600.000 yen dibandingkan tahun lalu.

"Harga mahal ini saya beli sebagai pembuka atau awal masa buah yang baik, dan semoga semakin baik tahun ini karena cuaca yang tampaknya kurang mendukung tahun ini sehingga ukuran Yubari Melon agak kecil dari tahun sebelumnya," papar Watarai lagi.

Belum diketahui siapa yang akan membeli melon tersebut. Kurang sinar matahari dan masih banyak udara terasa dingin sehingga kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan melon, paparnya.

Harga yang mahal tersebut juga bukan karena pengaruh Abenomic saat ini, "Tidak benar karena pengaruh Abenomics segalanya menjadi mahal, apalagi mempengaruhi harga melon tersebut tak benar itu," tekannya.

Masa puncak melon diperkirakan bulan Juli mendatang akan semakin banyak melon dijual di masyarakat sehingga harga akan semakin murah nantinya.

Pembelian melon mahal itu juga untuk memperingati 60 tahun berdirinya grosir tersebut. Saat pelelangan ada 52 melon ikut dilelang di dalam 26 kardus berpasangan.