Anda Asli Orang Jawa Tinggal di Jakarta? Kedai Ini Pas Buat Selera Lidah
Anda asli orang Jawa yang tinggal di Jakarta? Kedai ini sepertinya cocok dengan selera lidah Anda.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada nasi langi, lalu nasi pecel, nasi liwet, nasi gudeg, nasi kuning, nasi lodeh, dan juga nasi rawon. Siapa yang mau? Kalau tertarik mencicipi, Anda tidak perlu menyambangi satu per satu kedai yang menawarkan semua kuliner khas Jawa itu.
Anda cukup datang ke Bale Dahar saja. Kok? Ya, kedai yang terletak di sebuah ruko di Jalan Panjang Nomor 5D Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ini menyediakan aneka masakan Nusantara ala Jawa. Posisinya tidak jauh dari pintu tol Kebon Jeruk, persis di seberang halte busway Gramedia Kebon Jeruk.
Bangunan kedainya memang tidak terlalu besar, meski terdiri dari dua lantai. Tapi, Bale Dahar bisa menampung 50 pengunjung sekaligus. Cuma info saja, kalau mau kebagian tempat duduk, jangan datang pas jam makan siang, ya.
Sebab, kedai yang buka dari jam setengah sepuluh pagi sampai pukul sembilan malam ini penuh sesak pada jam istirahat kantor.
Oh, ya, biar Anda tidak kecele, kedai ini tutup saban Ahad di pekan kedua dan keempat. Tapi, Bale Dahar tetap buka seperti biasa selama bulan puasa.
Ketika Anda sudah memilih tempat duduk, pelayan dengan gesit akan datang membawakan buku menu. Gambar yang terpampang begitu menggoda untuk buru-buru memesan dan melahap makanannya. Dari sederet panganan asli Jawa, nasi langi dan nasi pecel yang menjadi favorit pengunjung.
Tak perlu waktu lama untuk menunggu, kurang dari sepuluh menit, satu porsi nasi langi dan nasi pecel tersaji dan siap Anda nikmati.
Untuk nasi langi, penataan lauk dan nasinya cukup apik serta rapi. Nasi dengan porsi sedang ada di bagian tengah piring. Kemudian, aneka lauk mengelilingi nasi, mulai irisan telur dadar, suwiran ayam opor, perkedel berbentuk bulat bakso, sambal goreng ati ampela, kentang kering, kerupuk udang, hingga abon sapi, dan tak lupa sambal, daun kemangi, serta irisan mentimun.
Tampilannya cukup berbeda dengan nasi langi pada umumnya. Biasanya, lauknya hanya sambal goreng ati, tempe goreng kering, irisan telur dadar, suwiran daging ayam opor, plus taburan serundeng.
Waktunya makan. Nasinya begitu lembut saat menyentuh lidah. Alhasil, tak sabar mencoba lauknya. Pertama-tama, sambal goreng ati ampela yang masuk ke dalam mulut. Walaupun namanya sambal, rasanya tak terlalu pedas. Rasa santannya begitu sedap. Belum lagi ampela yang lembut ketika digigit. Benar-benar nikmat.
Kematangan tepat
Suwiran ayam opornya juga tak kalah nikmat. Ayam yang direbus dengan kematangan yang tepat membuat tekstur dagingnya lembut. Kuah santannya yang nyemek semakin menambah kenikmatan. Daun salam dan daun jeruk bercampur dengan santan membuat wangi kuah yang gurih.
Lalu, potongan kentang kering yang tipis dan agak lebar membentuk gumpalan. Sekilas penglihatan, sepertinya keras. Namun, begitu dipotong dengan sendok dan dimasukkan ke mulut, kentangnya krispi.
Rasa gula merah membuat si kentang menjadi manis. Selain manis, bawang merah dan bawang putih yang bercampur menambah cita rasa. Tapi, tak terasa pedas meski ada potongan cabai yang menempel di kentang.