Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Anak Indonesia Bisa Model Perdamaian Dunia

Anak Indonesia punya peluang menjadi model bagi anak-anak dari berbagai negara lain di dunia

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Anak Indonesia Bisa Model Perdamaian Dunia
Tribun Timur/Muhammad Abdiwan
Press Gathering memperingati Hari Anak di Trans Studio Theme Park Makassar, Sulsel, Senin (16/7/2012) yang dihadiri anak panti dari Kementerian Sosial Republik Indonesia (Panti Sosial Marsudi Putra Toddopuli dan Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya). Tribun Timur/Muhammad Abdiwan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak Indonesia punya peluang menjadi model bagi anak-anak dari berbagai negara lain di dunia tentang bagaimana menjalani kehidupan dalam suasana  kebersamaan, saling menerima, dan saling menghargai di tengah kemajemukan dan perbedaan.

"Anak-anak kita tumbuh dalam lingkungan sosial yang majemuk, baik agama, suku, dan bahkan ras. Tanpa sadar mereka menyerap semangat kebersamaan sejak dini, baik pergaulan keseharian di rumah,sekolah, dan dalam kegiatan sosial lainnya," kata Direktur Nasional World Vision Indonesia Tjahjono Soerjodibroto kepada Tribunnews terkait peringatan Hari Anak Nasional (HAN), Selasa (23/7/2013).

World Vision adalah lembaga kemanusiaan Kristen yang mendedikasikan perubahan positif bagi anak-anak, keluarga, serta masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan ketidakadilan. Sebagai organisasi kemanusiaan, kami melayani semua orang tanpa membedakan agama, ras, suku atau jender.

Dikatakannya, kesempatan berinteraksi dalam kemajemukan perlu dipelihara dan dilestarikan agar anak-anak sadar perbedaan adalah keniscayaan yang sepatutnya dirayakan. Kemajemukan dimanfaatkan memperkaya pemahaman akan keberagaman ciptaan Tuhan dan memberi makna bagi kehidupan mereka.

"Oleh karenanya, anak-anak kita harus diberi peluang agar mereka, apapun latar belakang sosialnya, dapat saling berinteraksi, saling mengenal, saling menghargai, saling mengasihi, dan bergaul dalam suasana yang harmonis," tuturnya.

Melalui kebersamaan semacam ini, kita akan dapat menumbuhkan generasi mendatang yang punya semangat kesatuan dan perdamaian yang kuat. "Fakta ada orang dari suku-suku tertentu yang pindah, tinggal dan berkembang di wilayah suku-suku lain juga telah semakin memperkuat semangat kebersamaan di antara mereka," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Terkait dengan tema HAN tahun ini yang menekankan pentingnya pengasuhan orangtua dalam perkembangan anak, kita kembali diingatkan bahwa orangtua mempunyai peran sangat sentral dalam membuka wawasan anak-anaknya dan dalam menumbuhkan perhargaan terhadap perbedaan.

"Perlu terus menciptakan suasana yang kondusif serta mendorong  agar anak-anak makin mampu merayakan perbedaan dan hidup bersama didalamnya. Bila mampu membangun suasana seperti yang dicita-citakan pendiri negara tidak tertutup kemungkinan ini bisa menjadi menjadi model bagi perdamaian dunia," katanya.

Akhir Juni lalu dalam rangka menyambut HAN, sekitar 150 anak dampingan World Vision dari 34 kabupaten, termasuk dari daerah-daerah terpencil, dengan latar belakang berbeda-beda, diberi kesempatan untuk saling berinteraksi selama seminggu di Jakarta.

Tujuan jangka panjang dari kegiatan yang sudah dilangsungkan secara berkala selama 15 tahun terakhir ini adalah untuk menumbuh-kembangkan pribadi-pribadi yang memiliki semangat kepemimpinan dan wawasan kebersamaan yang kuat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas