Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Jakarta Dikalahkan Singapura Untuk Gelar Kota Kuliner Kaki Lima Terbaik, Ini Sebabnya

Jakarta dikalahkan Singapura dalam perebutan predikat "Kota Kuliner Kaki Lima Terbaik Dunia. Ini penyebab kekalahan.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM - Awal Juni lalu, kota Singapura dinobatkan sebagai Best Street Food City atau Kota Kuliner Kaki Lima Terbaik dalam ajang World Street Food Award 2013 di Singapura.

Sebagai pemerhati kuliner yang kerap menjajal keunikan kuliner di berbagai belahan dunia, Bondan Winarno menilai memang sudah sepantasnya Singapura mendapatkan penghargaan tersebut.

Tapi bukan tidak mungkin suatu saat kota Jakarta mendapatkan pengakuan yang sama sebagaimana yang diimpikan Bondan. Mengingat hampir segala jenis makanan, dari tradisional sampai internasional, bisa ditemui di Ibu Kota.

Namun untuk menuju ke sana, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh berbagai pihak, terutama pemerintah yang dianggapnya sampai saat ini belum berperan aktif. Padahal sektor ini cukup memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi rakyat.

Kemenangan tersebut, kata Bondan, setidaknya menjadi momen yang tepat buat Jakarta untuk berkaca pada Singapura.

Ditemui TRIBUNnews.com usai  penyerahan penghargaan World Street Food Award 2013 kepada pemenang asal Indonesia, di Eat and Eat, Gandaria City, Selasa (30/7/2013), Bondan mengungkapkan alasan mengapa Singapura pantas disebut pusat jajanan kaki lima dunia dan mengapa Indonesia harus berkaca kepada negeri Singa itu.

Berita Rekomendasi

Apakah Jakarta punya kans yang sama seperti Singapura menjadi pusat jajanan kaki lima di dunia?

"Kenyataan yang terjadi saat ini adalah pemerintah banyak menggusur pedagang jajanan kaki lima. Perlu diingat, pemerintah Singapura juga  hampir mengambil kebijakan yang sama di masa pemerintahan Lee Kwan Yew sekitar tiga dekade lalu sebagai bagian program modernisasi kota," cerita Bondan.

Namun rencana tersebut batal setelah Daniel Tan, yang sepengetahuan Bondan  bekerja untuk Pekerjaan Umum Singapura, memberi hasil risetnya kepada Lee Kuan Yew soal potensi ekonomi yang akan hilang jika pedagang digusur.

Menyadari hal tersebut, ia pun langsung menanyakan Daniel solusi apa yang bisa dilakukan.

Solusi pertama adalah melakukan penyuluhan dan pengedukasian kepada pedagang di suatu tempat.

"Di situ, pokoknya mereka diatur dan dididik sedemikian rupa sehingga menjadi pedagang profesional," ungkap pria kelahiran Surabaya ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas