Tekanan Psikologis Suami Ketika Istri Lebih Sukses dan Berkarier
Penelitian menyebutkan, kebanyakan suami merasa tertekan ketika istri lebih mencetak sukses dalam berkarier.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Hampir setiap wanita akan merasa bangga jika suami mereka sukses. Sebaliknya dengan pria, banyak yang justru merasa tersaingi dan minder dengan keberhasilan istrinya.
Diakui atau tidak banyak pria yang sebenarnya merasa harga dirinya terusik jika istri mereka lebih sukses. Mendapat promosi jabatan lebih tinggi di kantor atau lebih populer, misalnya.
Menurut studi yang dilakukan oleh tim dari American Psychological Association, kesuksesan karier istri dipandang dapat menjadi pangkal dari konflik rumah tangga karena kesuksesan tersebut bisa mengubah persepsi seorang pria terhadap hubungan romantisme di masa depan.
Tanpa disadari oleh pria itu sendiri, sebenarnya mereka memandang buruk diri sendiri saat sang istri lebih unggul, bahkan meski ia sedang tidak berkompetisi dengan pasangannya.
"Sebenarnya masuk akal jika pria merasa terancam dengan keunggulan istrinya pada sesuatu yang mereka lakukan bersama, misalnya berusaha menurunkan berat badan. Tetapi hasil penelitian menunjukkan para pria melihat kesuksesan pasangannya sebagai kegagalannya sendiri, padahal mereka tidak sedang berkompetisi," kata Kate Ratliff, PhD, dari Universitas California.
Walau penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat dan Belanda, tetapi hasil studi ini sebenarnya bisa kita temui pada pria dari negara manapun termasuk Indonesia.
Menurut Psikolog Anna Surti Ariani, cukup banyak pria yang memiliki nilai maskulinitas tradisional. Para pria ini cenderung merasa harus lebih tinggi dari perempuan, baik dari segi posisi pekerjaan atau pun penghasilan.
"Biasanya laki-laki tersebut tidak mau ikut mengerjakan tugas-tugas rumah tangga karena merasa itu tugas istri. Mereka juga cenderung lebih menentukan segalanya di rumah, termasuk anak-anaknya harus melakukan apa," kata psikolog yang akrab di sapa Nina itu.
Para pria dengan nilai maskulinitas tradisional pada umumnya keberatan jika istri melebihi dirinya. Apalagi jika penghasilan istri lebih besar. Kenyataan bahwa posisi suami lebih rendah dari pada istri bisa membuatnya merasa terancam.
"Maskulinitas tradisional bisa dialami siapa saja, tidak terpengaruh level ekonomi atau tingkat pendidikan. Tapi biasanya memang lebih banyak ada di budaya tertentu yang mengunggulkan maskulintas laki-laki," papar psikolog dari Medicare Clinic ini.
Sementara itu para pria memang "dari sananya" sudah memiliki sifat kompetitif sehingga selalu ingin lebih unggul. Ada juga pria yang merasa harus lebih sukses agar pasangannya tetap merasa membutuhkannya.
Di lain pihak, ternyata banyak juga wanita yang merasa lebih nyaman jika pasangannya memiliki penghasilan atau jabatan yang lebih tinggi dari dirinya. Hal ini menurut Nina juga dipengaruhi oleh faktor budaya dan pola asuh orangtua sebelumnya.
Lusia Kus Anna/ Deasy Syafrina