Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM - Kondisi perekonomian Tanah Air yang agak terpuruk belakangan ini rupanya tak memengaruhi daya beli masyarakat Indonesia, Jakarta khususnya, terhadap berlian.

"Daya beli orang Indonesia bagus sekali," ujar CEO The Swan Group Vincent Claudius saat pembukaan butik Belva Jewellery di Mal Taman Anggrek, Minggu (17/11/2013).

The Swan Group adalah kelompok usaha perhiasan berlian yang berdiri sejak 2008. Beberapa butik yang tergabung dalam perusahaan ini adalah Swan, Princess Kimberly, Victoria, dan yang terbaru, Belva. Butik-butik tersebut tersebar di beberapa pusat perbelanjaan ternama di Jakarta.

Daya beli postif itu, kata Vincent, dapat dilihat dari penjualan berlian di butik The Swan Group yang terus meningkat sejak pertama kali berdiri.

"Dari tahun 2008, penjualannya meningkat sekitar 10-20 persen," jelas Vincent.

Cincin adalah produk perhiasan berlian yang paling diminati oleh konsumen, baik itu wanita maupun pria. Lalu disusul anting, liontin, kalung, dan gelang. Ada pula yang senang dengan loose diamond atau butiran berlian sebagai investasi.

Di The Swan Group, harga perhiasan berlian dibanderol mulai dari dua jutaan sampai ratusan juta.

Menurut Vincent, daya beli positif ini tak lepas dari pengaruh semakin banyaknya masyarakat kelas menengah ke atas yang bermunculan.

"Masyarakat juga semakin teredukasi soal berlian. Banyak di antara mereka berpikir buat apa beli berlian dengan tingkat clarity (kejernihan) rendah kalau bisa beli yang tinggi," kata Vincent.

Alasan ini juga yang memberanikan Vicncent membuka Belva. Berbeda dari butik lain dari The Swan Group, Belva menawarkan deretan perhiasan berlian kelas premium.

Party Collection adalah koleksi perhiasan berlian andalan Belva.

Diimpor dari Hong Kong, Party Collection memiliki desain up-to date yang cocok dikenakan saat pesta.

"Ini adalah perhiasan berlian berkualitas terbaik. Terbukti lewat penggunaan berlian dengan grade warna terbaik yaitu E&F dan kejernihan VVS," ujar Vincent.