Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Akibat Buruk Bagi Orangtua yang Sering Membanding-bandingkan Anak

Sikap terlalu ingin bersaing dan membandingkan bisa membuat kita stres. Sikap ini juga membuat kita kurang menghargai apa yang sudah dicapai anak.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Akibat Buruk Bagi Orangtua yang Sering Membanding-bandingkan Anak
Tribunnews.com/ Agung Budi Santoso
Biarkan anak bertumbuh kembang tanpa dibanding-bandingkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sikap suka membanding-bandingkan anak sering ditemui pada ibu baru. Berbagai hal dibandingkan, mulai dari berat badan bayi, kemampuan motorik anak, sampai pola asuh.

Menurut Kathy Seal, psikolog, sikap suka membanding-bandingkan tersebut adalah hal yang normal. Bahkan ia menyebutnya sebagai insting bertahan hidup alami manusia.

"Kita memang terprogram untuk mendorong anak-anak berkompetisi. Bahkan, anak-anak di zaman nenek moyang kita harus kuat agar bisa bersaing dalam berburu. Karena itu hal yang natural jika kita anak kita punya keterampilan yang lebih," kata penulis buku Pressured Parents, Stressed-out Kids: Dealing With Competition While Raising a Successcufl Child ini.

Meski begitu, sikap terlalu ingin bersaing dan membandingkan bisa membuat kita stres. Sikap ini juga membuat kita kurang menghargai apa yang sudah dicapai anak.

Berikut adalah beberapa hal yang sering dibandingkan para ibu:

-Tahapan tumbuh kembang

Sebagai ibu kita memang wajib memperhatikan ada tidaknya gangguan atau keterlambatan tumbuh kembang anak. Sehingga tak heran jika kita sering cemas jika anak belum mampu menguasai motorik kasar di usia tertentu.

Berita Rekomendasi

Namun tahapan tumbuh kembang anak sangat bervariasi, entah itu saat mereka mulai duduk, merangkak, atau berjalan. Karena itu sebaiknya Anda tidak perlu khawatir sejauh anak mencapai milestone pada rentang waktu yang masih normal.

Nikmati dan hargai kemampuan anak pada saat ini. Selalu ingatkan diri sendiri bahwa kita tak bisa memaksa anak mencapai milestone tertentu jika mereka belum siap.

- Waktu tidur

Banyak orangtua baru yang merasa kelelahan mengasuh si kecil karena mereka terkadang sulit tidur di malam hari. Memang ada bayi yang tidur nyenyak di malam hari, tetapi sebagian lain sulit terpejam dan sebentar-sebentar bangun.

Seperti halnya tumbuh kembang bayi, pola tidur anak juga bervariasi. Karena itu daripada Anda sibuk bertanya bagaimana cara membuat bayi tidur dan hal itu tidak berhasil pada bayi Anda, lebih baik fokus pada upaya agar Anda bisa selalu ikut tidur saat bayi juga tidur.

Jika bayi memang sulit tidur, Anda bisa meminta tolong pengasuh, suami, atau orangtua Anda, untuk menggantikan menggendong bayi sehingga Anda bisa beristirahat sebentar.

- Perilaku anak

Anak-anak memang "milik" orangtuanya, tetapi kita tidak bisa memilih temperamennya. Seperti halnya warna kulit, banyak sifat dan perilaku anak yang merupakan bawaan sejak lahir.

Meski si kecil tidak selalu bersikap manis, tetapi kita tetap perlu menerapkan disiplin atau koreksi halus saat ia melakukan sesuatu yang berbahaya, tidak sopan, atau merusak.

Namun, jika sudah berhadapan dengan sesuatu yang memang merupakan sifatnya, bersikap menerima adalah kuncinya. Jika Anda orang yang supel sementara si kecil pemalu, atau Anda suka olahraga sementara anak lebih suka menari, yang bisa Anda lakukan adalah menerima apa adanya si anak.

- Menu makanan

Anda merasa kagum sekaligus iri karena teman Anda bisa membuat rumahnya selalu rapi dan juga rajin membuat makanan untuk bayi dengan resep yang selalu berganti.

Membandingkan diri sendiri dengan "ibu super" hanya akan membuat Anda merasa rendah diri, bahkan merasa gagal. Bersikaplah realistis dan luangkan waktu untuk fokus pada pola asuh Anda sendiri. Cari apa yang paling Anda banggakan.

Ini bukan berarti Anda tidak boleh bersaing, tetapi daripada membuat diri merasa frustasi, lebih baik ambil pelajaran dari para ibu hebat itu. Lagi pula, tanpa Anda sadari mungkin Anda juga membuat iri para ibu lain.

Sumber : BABYCENTER

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas