Rumah Kaca dan Menu Istimewa di Bakerzin, Kota Kasablanka
Belum lama ini, Bakerzin membuka restoran terbarunya di Kota Kasablanka, tepatnya di area Food Society. Apa istimewanya?
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum lama ini, Bakerzin membuka restoran terbarunya di Kota Kasablanka, tepatnya di area Food Society. Tak seperti restoran Bakerzin lainnya, restoran ke-8 di Jakarta ini hadir dengan penampilan berbeda.
Glass house atau rumah kaca, begitu Marekting Manager Bakerzin Herry merangkumkan konsep desainnya. Ada dua area dining di Bakerzin Kota Kasablanka, yaitu area dalam yang berdekatan dengan dapur dan area luar tepat di tengah koridor Food Society atau dikenal sebagai konsep "island".
"Sebelumnya restoran kami tidak ada yang berkonsep island. Oleh karenanya, kami ingin menghadirkan desain berbeda untuk memanfaatkan space yang unik ini. Maka kami pilih glass house," kata Harry saat ditemui Tribunnews.com, Selasa (5/8/2014).
Konsep desain glass house inilah yang hadir di area island.
Herry menambahkan konsep glass house juga dipilih lantaran sangat senada dengan jiwa Bakerzin sebagai restoran yang awalnya menawarkan pilihan menu kue kontemporer bergaya Prancis.
Meski area island tidak begitu luas, menikmati hidangan di area island tetap terasa nyaman dan tidak sesak karena glass house hanya berupa kerangka baja yang didominasi warna hitam, tanpa kaca. Dipadu interior bergaya vintage kontemporer dengan sentuhan industrial, Bakerzin Kota Kasablanka berhasil menghadirkan suasana dining yang lebih mengundang dan hangat.
Selain area makan, area island juga dilengkapi semacam coffee bar dan cake display. Secara keseluruhan, Bakerzin Kota Kasablanka yang memiliki luas 120 meter persegi berkapasitas 80 pengunjung sekaligus.
"Sangat berbeda dari konsep desain restoran kami sebelumnya yang banyak orang bilang terlalu feminin dan luks," kata Harry yang berharap perubahan wajah ini dapat membuat Bakerzin terasa lebih "bersahabat" bagi segala kalangan.
Meski mulanya dikenal sebagai pionir dessert cake di Indonesia sejak kehadirannya pada 2002 silam, Bakerzin, yang merupakan restoran waralaba dari Singapura, juga menawarkan pilihan menu hot kitchen.
Menunya beragam, mulai dari yang bergaya Italia dan Eropa, hingga tradisional Indonesia. Marketing Supervisor Ryan Leonardo menyebutkan beberapa menu andalan sebagai referensi, di antaranya sejumlah pilihan pasta dan cake.
Namun setelah beberapa lama menilik isi buku menu yang cukup tebal dan penuh foto, perhatian tertuju pada Salmon Steak.
Sempat khawatir rasa tidak seindah fotonya, namun ternyata tidak. Begitu menu sampai di meja, aroma salmon yang khas menusuk hidung dan menggugah selera. Tekstur salmon yang lembut berpadu pas dengan tekstur kulit salmon yang garing. Salmon dihidangkan dengan potongan wortel, asparagus, dan baby potato.
Untuk setiap menu, Herry memastikan dibuat dengan menggunakan bahan alami tanpa MSG.
Sayang pesanan datang agak lama karena restoran saat itu memang sedang ramai.
Di kesempatan itu, Herry juga sempat mengenalkan fashion dessert collection dan pilihan mooncake yang bakal dirilis 8 Agustus besok.