Berkain Bisa Kenakan Atasan Kaus dan Tidak Harus Berkonde
Berkain juga tidak harus mengenakan jenis kain yang harganya mahal. Bisa dengan mengenakan kain yang harganya murah seperti kain batik cap.
Penulis: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Mengenakan kain dalam kegiatan sehari-hari masih menjadi hal yang aneh bagi sebagian besar orang Indonesia. Selain itu, masih ada yang menganggap orang yang mengenakan kain tidak mengikuti zaman. Kolot istilahnya. Padahal, berkain itu justru menunjukkan ciri khas wanita Indonesia yang sesungguhnya.
Hal inilah yang ditekankan oleh Ketua Komunitas Cinta Berkain, Sita hanimastuti. "Berkain menaikkan harkat Indonesia. Berkain agar orang kenal ciri seorang perempuan indonesia," ujar Sita.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua KCB, Dyah Sudiro. Melalui KCB, Dyah dan anggota komunitas lainnya ingin mengajak masyarakat baik pria maupun wanita, baik muda maupun tua untuk kembali mengenakan kain sebagia busana sehari-hari. Berkain merupakan busana khas bangsa Indonesia.
"Kami ingin gerakan ini seperti saat muncul gerakan mengenakan batik sebagai busana sehari-hari," kata Dyah.
Untuk mempromosikan gerakan ini, kata Dyah, ia dan rekan-rekannya di KCB selalu mengenakan kain dalam setiap kesempatan. "Kami ini yang jadi iklan berjalan. Kami mempromosikan ini dengan cara menunjukkan bahwa kami baik-baik saja mengenakan kain dalam beraktivitas sehari-hari. Ini akan jadi contoh bagi masyarakat. Kami ke mal ya pakai kain. Datang ke acara amal ya pakai kain. Pokoknya selalu berkain," ujar Dyah.
Hanya saja, karena sebagian besar masyarakat terbiasa mengenakan pakaian luar, maka ketika diajak berkain banyak sekali alasan yang bisa diungkapkan. Salah satunya konde. Masih banyak yang berfikir bahwa mengenakan kain harus berkonde layaknya pakaian adat yang biasa dikenakan di setiap acara resmi.
"Berkain itu tidak mesti harus mengenakan konde. Bisa atasannya kemeja atau kaus kemudian dipadukan dengan bawahannya kain," tukas ibu dari aktor Tora Sudiro ini.
Selain itu, berkain juga tidak harus mengenakan jenis kain yang harganya mahal. Bisa dengan mengenakan kain yang harganya murah seperti kain batik cap yang kini mulai banyak dijual di pasar dan pusat perbelanjaan. Kain murah juga bisa membuat kalangan menengah bawah ikut kembali mengenakan kain dalam kehidupannya sehari-hari.
Ditambahkan oleh bendahara KCB, Joeke Pamoedjo, bahwa mengenakan kain tradisional dalam aktivitas sehari-hari tidak harus kaku. "Yang penting adalah kenyamanan kita sebagai pengguna. Dan tidak harus mengenakan kain bermotif batik. Ada banyak kain tradisional dari seluruh Nusantara," katanya.
Mengenakan kain tradisional, kata Joeke, bisa mengadopsi gaya mix and match. "Tidak juga harus pakai kebaya untuk atasannya. Bisa saja pakai blouse biasa atau kemeja yang lagi tren. Yang penting ya itu tadi, kenyamanan," ujar perempuan yang juga aktif di Lions Club ini.