Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Pertimbangkan Tiga Hal Ini Sebelum Membeli Rumah Secara KPR

Pertimbangkan tiga hal berikut ini sebelum memutuskan membeli rumah secara KPR.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Pertimbangkan Tiga Hal Ini Sebelum Membeli Rumah Secara KPR
Kontan

TRIBUNNEWS.COM - Memiliki rumah memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Lahan yang semakin hari semakin terbatas, ditambah harga tanah dan bangunan yang kian melambung, membuat impian untuk memiliki tempat tinggal semakin sulit dicapai.

Salah satu program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, adalah melalui subsidi rumah melalui KPR. Zakkie Muttaqien, Wakil Sekretaris Jendral I Ikatan Arsitek Indonesia, menjelaskan, rumah subsidi maupun tanpa subsidi, pada dasarnya sama jika dilihat dari sisi kualitas dan mutu pembangunan.

“Kata rumah subsidi dan non-subsidi itu adalah untuk upaya Kredit Pemilikan Rumah, biasanya rumah subsidi diperuntukkan bagi rumah yang murah dengan luasan dan kualitas finishing tertentu. Sedangkan yang non-subsidi, biasanya pengembang sudah menerapkan finishing yang berbeda sebagai unsur estetika.”

Di luar harga, memang tak ada perbedaan yang signifikan antara rumah subsidi dan non-subsidi. “Rumah subsidi dibangun oleh pengembang, dengan didukung dan difasilitasi pemerintah. Selama pembangunannya benar, tak ada masalah. Rumah subsidi itu juga harus memenuhi krtiteria nyaman, kuat, dan sehat, karena itu yang diinginkan pemerintah. Ini yang harus dicek dahulu. Sekali lagi, perbedaan secara bentuk mungkin lebih pada sisi variasi estetis. Tapi, kan, ini pun relatif. Selera setiap orang berbeda-beda,” terangnya.

Namun seperti membeli rumah pada umumnya, Zakkie mengemukakan beberapa pertimbangan sebelum membeli rumah KPR :

Infrastruktur Lingkungan
Pastikan daerah tersebut tidak rawan banjir. Hal ini tak cukup dengan memercayai tulisan yang tertera pada brosur, “Calon pembeli bisa langsung mengecek kondisi daerah tersebut, apakah berada di atas atau di bawah peil alias batas ketinggian banjir, melalui PU setempat.”

Selain itu, mengingat beberapa perencanaan infrastruktur permukiman belum integrasi ke seluruh akses, sebaiknya cek juga jalur menuju lokasi tersebut. “Terlebih pada perumahan dari investor kecil, dikhawatirkan perencanaan dilakukan hanya di lingkup kompleks saja, tanpa memperhitungkan, misalnya, bila ada sungai tak jauh dari situ.”

Berita Rekomendasi

Air
Pastikan aliran air lancar sehingga di kamar mandi, misalnya, tidak mengalami rembes. “Ini memang sulit dicek, karena, kan, salurannya di dalam tanah. Tanyakan ke mana air-air dari kamar mandi keluar? Lalu cek dengan mengguyur beberapa ember air di kamar mandi dan pastikan airnya keluar dari saluran di tempat keluar dengan lancar.”

Sanitasi Terintegrasi
Aturan bakunya, septic tank itu harus berjarak 14 meter dari sumur untuk menghindari bakteri masuk ke sumber air rumah tangga. “Nah, pada rumah yang lebarnya sekitar 5 meter, dan panjang ke belakang 10 meter, kadang ini menjadi sulit, kan.”

Belum lagi Anda tak selalu tahu di mana tetangga menempatkan septic tank- nya. Tentu, ini perlu koordinasi. “Selain itu, ada kecenderungan pemilik rumah meluaskan area hunian dengan memangkas lahan bebas di belakang rumah. Sehingga dinding belakang rumah saling menempel dengan dinding pembatas tetangga. Ini membuat rumah menjadi tidak sehat.”

Pasalnya, tak ada sirkulasi yang berputar. Aliran udara tak mengalir secara maksimal dan bagian belakang hunian menjadi tak terpapar cahaya matahari sama sekali. “Lalu jalan keluarnya memasang AC karena takut pengap atau panas, yang artinya penggunaan energi meningkat. Jadi, kan, pemborosan lagi. Kalau sirkulasi lancar, bisa membuat sejuk hunian pula,” tambahnya.

Annelis Brilian

Sumber: Tabloidnova.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas