Sate Kambing Bewok Diserbu Warga Surabaya
“Harus pakai tangan agar kualitas rasa terjaga. Ini nonstop ngipas empat jam tak berhenti-henti,” kata Bewok kepada Surya online(Tribunnews.com Netwo
Ciri khas gado-gadonya ada pada bumbu yang manis. Masakan warisan orangtuanya yang berjualan di Jalan Arjuna 127 ini memang terkenal manis seperti masakan Jawa Tengah.
“Awalnya sih, kami sekeluarga memang tak suka pedas. Akhirnya buat gado-gado manis ini dan banyak yang suka,” ungkapnya.
Sepanjang Jalan Tunjungan ditutup unuk kendaraan bermotor. Mulai dari perempatan Siola sampai pertigaan Hotel Inna Simpang, tak ada kendaraan yang lewat. Beberapa anak kecil memanfaatkan momen ini dengan bermain sepeda, skateboard, hingga bermain bola.
Suasana tumpah ruah. Tiap stan tak henti-hentinya memasak dan melayani pembeli. Di bagian tengah Jalan Tunjungan ada panggung yang menampilkan ludruk Suroboyoan. Para pengunjung makan sambil menonton hiburan rakyat tersebut.
Suasana seolah seperti Tunjungan Tempo Doeloe. Apalagi terdapat satu bangunan monumental, Hotel Majapahit, yang semakin mengesankan suasana jadul. Banyak pula pengunjung yang berfoto ria dengan latar belakang hotel bersejarah ini.
M Alamsyah (36) satu di antaranya. Bersama istri dan tiga anaknya, mereka meminta bantuan pengunjung lain untuk mengabadikan keluarga dari Demak ini berfoto di depan Hotel Majapahit.
“Sudah kenyang makan, tak ada salahnya berfoto dulu,” ucapnya singkat.
Pegawai swasta di bidang perbankan ini mengaku sangat senang adanya event ini. Sepeprti car free day, menurutnya perlu kebih sering diadakan.
“Menjual sekali Jalan Tunjungan dengan kulinernya. Seperti Orchid Road di Singapura,” tuturnya.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang membuka FKT menerangkan event FKT ini diadakan tiap tahun di mana sudah kali keempat digelar.
Event ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengenalkan ragam kuliner asli Surabaya bukan hanya kepada warga Surabaya tapi juga turis mancanegara.
“Tiap tahun diadakan dan antusias serta animonya semakin tinggi,” kata Risma.
Risma membeberkan pada FKT III hanya diikuti 70 stan makanan. Namun pada FKT kali ini diikuti 100 stan dengan kuliner yang semakin beraneka ragam.
Bagkan untuk FKT V, Risma sudah memiliki rencana membebaskan Jalan SImpang Dukuh agar event FKT bias lebih banyak menampung pelaku kuliner dan masyarakat.