Lipstik Dari Biji Kakao Lebih Cerah Nempel di Bibir
Lipstik yang dibuat Ika Puspita Sari, Mahasiswa Farmasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Dia membuat lipstik dari biji kakao
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini sering membuat bibir kering dan pecah. Untuk menghindarinya, kaum hawa biasanya memakai lipstik. Tetapi lipstik umumnya dibuat dari bahan-bahan sintetis yang tidak ramah lingkungan.
Berbeda dengan lipstik yang dibuat Ika Puspita Sari, Mahasiswa Farmasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Dia membuat lipstik dari biji kakao (cokelat) kering.
Lipstik ini memberikan warna cerah dan alami di bibir. Zat warna pada biji cokelat (antosinin golongan pelargonin) mengandung pewarna alami yang bersifat mudah terpapar udara dan cahaya.
Agar warna alami ini tahan lama, Ika membuat lipstiknya dalam bentuk cair (liquid).
"Lipstik cair ini melembapkan karena basah. Lipstik ini juga awet karena tidak mudah retak seperti lipstik batangan," terang Ika usai bertemu Rektor UWM, Jumat (21/11/2014).
Untuk membuatnya, biji cokelat yang sudah kering ditumbuk hingga halus. Kemudian direndam dalam larutan etanol dan asam sitrat sampai terbentuk ekstrak kental.
Dari ekstrak kental ini lalu ditambahkan bahan-bahan tambahan lipstik dan siap untuk dipakai.
Dalam penelitiannya Ika membuat formulasi lipstik cair dengan varian konsentrasi ektrak biji cokelat 14 persen, 16 persen dan 18 persen. Dari ketiga konsentrasi itu, hanya formulasi pertama yang menghasilkan mutu fisik dan efektivitas terbaik.
Ika juga sudah mencobakan lipstik itu kepada 10 panelis untuk menilai warna yang dihasilkan, apakah timbul iritasi pada kulit serta daya lekat dan penyebarannya.
"Dari 10 panelis ini, semuanya menyukai warna yang dihasilkan lipstik ini,"kata Ika yang akan dikukuhkan sebagai wisudawan dengan prestasi Akademik terbaik Fakultas Farmasi.
Diakui Ika, warna di lipstik ini hanya mengandalkan pada warna alami biji cokelat tanpa ada tambahan warna lain, apalagi berbahan kimia. "Jadi aman,"katanya.
Selain itu, lipstik cair ini juga tidak ada bahan pengawetnya. Karena itu daya tahannya hanya sampai satu bulan.
Diakui Ika, proses pembuatan lipstik ini membutuhkan waktu sekitar satu tahun mulai dari proposal hingga proses pembuatannya.
Ide pembuatan lipstik ini muncul tiba-tiba setelah membaca jurnal ternyata biji kakao (coklat) bisa menjadi pewarna alami.
"Karena saya sangat suka coklat, jadi saya langsung kepikiran untuk membuatnya,"katanya.
Dari 3 kg biji coklat, Ika bisa membuat 2.000 gram coklat cair.
Ke depannya, Ika ingin mencoba berinovasi dengan membuat warna-warna lain dengan menambahkan bahan pewarna alami lainnya. "Saya juga akan coba untuk membuat lipstik bentuk lain,"tekatnya.
Mahasiswa yang kini tengah mengikuti program profesi apoteker di UWM ini siap membantu jika ada adik angkatan yang akan menyempurnakan karyanya. "Bisa disempurnakan dalam hal warna dan daya tahan produknya,"tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.