Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Cara Desainer Didi Budiardjo Menumbuhkan Rasa Cinta Pada Museum

Didi Budiardjo sudah berkarya selama 25 tahun sebagai desainer busana. Sebagai perayaannya, Didi akan menggelar sebuah pameran dimuseum.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Cara Desainer Didi Budiardjo Menumbuhkan Rasa Cinta Pada Museum
TRIBUNNEWS.COM/DANIEL NGANTUNG
Felix Tjahyadi, Didi Budiardjo, dan Kepala Museum Seni Rupa dan Keramik Dyah Damayanti (Tribunnews.com/Daniel Ngantung) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Didi Budiardjo sudah berkarya selama 25 tahun sebagai desainer busana. Sebagai perayaannya, Didi akan menggelar sebuah pameran karya-karyanya, bukan di hotel atau mal, melainkan museum.

Museum Tekstil Jakarta pada 16 - 25 Januari 2015 mendatang akan menjadi saksi perayaan bertajuk "Pilgrimage" yang berarti pengembaraan ini.

Pameran tersebut bukan sekedar menampilkan buah karyanya dari 1989 saja. Tapi ini merupakan bagian dari upayanya untuk menumbuhkan rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap museum.

"Seperti diketahui, minat masyarakat Indonesia mengunjungi museum masih sangat kurang. Kali ini saya akan mengajak pengunjung untuk lebih memerhatikan musuem kembali dan menikmati benda-benda yang ditampilkannya," ujar Didi saat jumpa pers, Rabu (7/1/2015) siang.

Pameran ini juga menjadi ajang nostlagia bagi Didi karena ia pernah menggelar peragaan busana di museum yang berlokasi di kawasan Tanah Abang itu 1997 silam.

Sekali lagi, desainer lulusan LTB Susan Budihardjo ini  menggandeng skenografer Felix Tjahyadi sebagai creative director pameran tersebut.

Berita Rekomendasi

Felix yang sebelumnya pernah berkolaborasi dengan Didi untuk fashion show "Curiosity Cabinet" Oktober lalu, bertanggung jawab mengemas pameran tersebut semenarik mungkin.

"Saat berkunjung ke negara lain, saya pasti akan menyempatkan diri ke museum. Tempat ini buat saya adalah sumber inspirasi. Tapi jujur, saya jarang ke museum di Indonesia karena membosankan. Koleksinya tidak dipresentasikan secara menarik. Padahal semua materinya bagus," akunya.

Pameran yang nantinya akan dibuka oleh Veronica Tan Basuki Tjahaja Purnama itu terbagi ke dalam 14 ruangan. Beberapa di antaranya bernama The Atelier, The Embroidery, The Birds, dan The Gazing Room.

Masing-masing ruangan nantinya menceritakan perjalanan Didi sebagai seorang desainer melalui karyanya berikut proses kreatif saat berkarya.

"Di sini, pengunjung dapat melihat di balik layar, bagaimana seorang desainer bekerja sehingga pengunjung mengerti sebuah proses kreatif," kata desainer tutur desainer kelahiran Malang, 22 November 1970 itu.

Selain koleksi arsip pribadi, beberapa koleksi pameran juga ia peroleh dari para klien setianya yang meminjamkan busana rancangannya.

"Melalui pameran ini juga, saya ingin menggaris bawahi, fashion Indonesia butuh pengarsipan yang harus dibenahi. Para desainer juga harus sadar betul pentingnya mengarsipkan dan mendokumentasi karya untuk kepentingan studi generasi mendatang," tegasnya.

Ditampilkan pula koleksi para sahabat, guru, serta orang-orang yang sangat berpengaruh dalam karier Didi. Mereka antara lain desainer Pieter Sie, Iwan Tirta, Susan Budihardjo, Eddy Betty, Adrian Gan dan Sebastian Gunawan. Ia juga menghadirkan salah satu busana yang mengingatkannya pada jurnalis mode ternama Tanah Air yang disegani di jamannya, mendiang Muara Bagdja.

Tanpa melupakan rasa cintanya terhadap wastra tradisional, Didi akan memadukan koleksi museum dengan beberapa karyanya.

Total, ada 70 set busana yang terdiri 300 benda pamer (termasuk aksesori). Ini merupakan benda pamer terbanyak sepanjang sejarah pemeran yang digelar Museum Tekstil.

"Ada beberapa koleksi tetap museum akan dipindahkan dulu. Ada pula yang dibiarkan jika senada dengan karya Mas Didi," kata Felix.

Dengan hadirnya kaum sosialita saat pembukaan pemaran nanti, Kepala Museum Seni Rupa dan Keramik Dyah Damayanti berharap pengunjung museum  di Jakarta khususnya akan semakin beragam dan bertambah.

"Tapi, tidak ada target jumlah pengunjung. Seperti biasa saja," ujar Dyah yang baru ditunjuk sebagai Kepala Museum dua hari lalu.

Setiap harinya, rata-rata pengunjung museum sekitar 100-200 orang dan dimonasi kunjungan  murid-murid sekolah.

Namun Didi berharap, pameran yang tidak memungut biaya masuk itu dapat menggaet sekitar 2.000 pengunjung selama 9 hari penyelenggaraannya.

Selama pameran berlangsung, Didi akan mengundang siswa-siswi sekolah mode untuk berbagi pengalaman seputar berkarier di industri mode Tanah Air.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas