Bikin Kartu Undangan Nikah dengan Teknik Lasercutting Memang Tak Murah
Momen istimewa tersebut juga mesti diawali dengan sesuatu yang berkesan dan spesial, yakni kartu undangan.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selain gaun pengantin dan dekorasi gedung resepsi yang harus dipersiapkan secara matang saat akan menghelat pernikahan. Momen istimewa tersebut juga mesti diawali dengan sesuatu yang berkesan dan spesial, yakni kartu undangan.
Sebab, lewat kartu undangan tertuang karakter dan kebahagiaan calon mempelai menjelang hari yang paling dinanti-nanti tersebut.
Menurut Heru, graphic desainer dari vendor kartu undangan iCreation, saat ditemu di Gebyar Pernikahan Indonesia, Balai Kartini (24/1/2015). Tren kartu undangan pernikahan tahun ini, ternyata lebih mengarah pada motif cutting dari teknik lasercut, atau teknologi pemotongan yang rumit dengan laser.
"Kelebihan dari lasercutting adalah bisa dicustom, atau satu desain, hanya untuk satu pasangan," jelas Heru.
Selain itu, motif yang dihasilkan dari lasercut terbilang rapi meskipun penuh detail nan rumit. Maka itu, Heru tak memungkiri bahwa undangan gaya lasercutting ini, umumnya dibanderol dengan harga yang cukup tinggi, yakni 45 ribu rupiah untuk minimum pemesanan 300 undangan.
Harga dipengaruhi oleh tingkat kerumitan motif dan ukuran. Tak hanya proses yang rumit, kartu undangan dengan teknik lasercut ini juga memerlukan waktu pengerjaan yang lama.
Bagi Anda yang ingin menghemat budget, Heru menyarankan untuk memilih kartu undangan single board, atau kartu undangan berbentuk satu papan tebal, tanpa kertas lain selain amplop. Harga singleboard dibanderol dari harga 14 ribu rupiah, tentunya sangat berbeda jauh dengan kartu undangan lasercut. Untuk warna, Heru mengatakan bahwa belakangan ini, warna pastel, seperti pink, peach, dan warna tiffany blue, sedang digemari oleh pasar.
Heru juga menjelaskan tak jarang banyak pelanggan yang memilih undangan dengan fungsi ganda agar dapat berguna bagi si penerima, biasanya pilihan akan jatuh pada undangan berbentuk notes, bingkai foto, atau kalender meja. (Silvita Agmasari)