Bertahun-tahun Jadi Pengutil, Perempuan Single Parents Ini Jadi Sosialita
Ibu enam anak ini memiliki penghasilan mencapai 2 juta poundsterling atau setara sekitar Rp 41,7 miliar dari kiprahnya menjalani pekerjaan pengutil
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – Kim Farry (54) memiliki segala yang menjadi impian banyak wanita di dunia. Dia memiliki rangkaian koleksi busana mewah nan mahal. Lalu, dia juga memiliki banyak dana untuk melakukan berbagai jenis operasi plastik.
Hidup dalam gelimang harta dan menjalani gaya hidup papan atas, telah menjadi keseharian Farry selama 45 tahun. Sebab, profesinya sebagai seorang penguti “sukses” membawanya menjadi seorang wanita kaya raya.
Ibu enam anak ini memiliki penghasilan mencapai 2 juta poundsterling atau setara sekitar Rp 41,7 miliar dari kiprahnya menjalani pekerjaan sebagai pengutil.
Kini, dia hidup dengan beragam kemudahan dan tidak mau berganti profesi kecuali pekerjaan barunya mampu memberikannya penghasilan mencapai 36.000 poundsterling atau setara Rp 752 juta per tahun.
Farry yang merupakan ibu tunggal ini mengestimasi biaya pengeluaran bulanannya. Ternyata, setiap bulan dia membutuhkan uang sebesar 4.000 poundsterling atau sekitar Rp 83 juta, untuk tetap bertahan dengan gaya hidup mewah setiap hari.
Farry menyatakan bahwa banyak perusahaan menolak memberinya pekerjaan karena dia dinilai sebagai pribadi yang tidak biasa.
Dalam sebuah dokumenter yang ditayangkan di Channel 5, Inggris, Farry mengungkapkan bahwa menguntil adalah sebuah bisnis yang sukses.
Sejauh ini, dia telah berhasil membawa pulang 50.000 pondsterling atau sekitar Rp 1 miliar per tahun.
Risiko dari profesi yang dia jalani pastinya cukup ekstrem. Bayangkan saja, gara-gara mengutil, dia telah lima kali dipenjara dan 30 kali menerima tuntutan hukum. Namun, hal tersebut tidak membuatnya jera.
Sebab, Farris mengaku dirinya hidup senang karena dia bisa membayar seniman tato untuk melukis tubuhnya, menjalani operasi plastik, dan membeli busana maupun sepatu mewah.
"Saya sudah melamar beberapa pekerjaan namun tidak pernah memperoleh kabar baik,” imbuhnya.
“Mereka menginginkan banyak kualifikasi dan tidak satu pun ada di dalam diri saya. Saya bahkan tidak bisa berbicara dengan sopan. Saya terlalu biasa. Saya ingin bekerja di pusat kebugaran. Ada sebuah pusat kebugaran yang memberi gaji 18.000 poundsterling setahun (sekitar Rp 376 juta) tapi itu tidak cukup,” urainya.
Menurut Farris, gaji tersebut tidak bisa memenuhi standar hidup yang telah dia jalani selama beberapa tahun belakangan. “Saya butuh lebih dari itu. Saya butuh dua kali lipatnya," pungkasnya.
Farry menjelaskan, dari pekerjaan barunya nanti, setidaknya dia harus bisa membayar uang sewa tempat tinggal senilai 165 poundsterling atau sekitar Rp 3,4 juta seminggu.
Selain itu, dia juga mengaku harus memiliki dana tambahan sebesar 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 20 juta untuk memanjakan diri dengan kemewahan.
Dahulu, Farry memimpin komplotan pencuri dan pengutil yang bekerja mencuri barang-barang dari pukul 9 pagi sampai 5 sore di jalan-jalan raya.
Benda hasil curian tersebut akan ditukar untuk voucher maupun dijual kembali untuk memperoleh keuntungan berlipat ganda.
Namun, Farry mengaku bahwa dirinya sudah pensiun dari pekerjaan sebagai pengutil. Sekarang, dia tengah menjalani hidup dengan sisa harta yang berjumlah besar dan bernilai tinggi tersebut.