Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Tidak Hanya Mesin, Vagina Bisa Direparasi Agar Bisa Rapat Kembali

Vaginoplasty jug bisa dilakukan pada keluhan inkontinensia, dimana penderita tidak dapat menahan keluarnya air seni atau feses yang keluar secara spon

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Tidak Hanya Mesin, Vagina Bisa Direparasi Agar Bisa Rapat Kembali
IST

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Vivi Febrianti

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR  - Wanita yang melakukan rekonstruksi vagina sementara waktu tidak boleh berhubungan intim.

Ahli Urogynecology dari RS Pertamedika Sentul, dr Alfa Meutia SpOG (UROGYN) menjelaskan, Vaginoplasty atau reparasi vagina merupakan tindakan rekonstruksi pada vagina untuk membentuk kembali vagina yang normal.

Tindakan Vaginoplasty, kata dia, bertujuan untuk membentuk kembali dan mengencangkan otot vagina, perineum dan dinding panggul sehingga vagina kembali ke keadaan bentuk dan fungsi “pra-kehamilan”.

"Vaginoplasty bahkan sangat dianjurkan pada wanita yang mengalami 'penurunan' organ perut seperti kandung kemih (sistokel), saluran uretra (uretrokel), rektum (rektokel) atau usus (enterokel)," jelasnya.

Selain itu, vaginoplasty juga bisa dilakukan pada keluhan inkontinensia, dimana penderita tidak dapat menahan keluarnya air seni atau feses yang keluar secara spontan.

"Proses perbaikan bentuk vagina sekaligus perineum dan otot dasar panggul, dapat menyebabkan peningkatan gairah dan kepuasan seksual bagi wanita dan laki-laki. Kalau hubungan ini terjalin baik, maka hidup juga akan semakin berwarna," kata dia.

Berita Rekomendasi

Vaginolpasty dilakukan dengan cara membuang jaringan yang berlebih, merapatkan jaringan penyokong dan otot dinding vagina, perineum dan dasar panggul.

"Tindakan ini akan membuat vagina menjadi rapat kembali," ujarnya.

Reparasi vagina ini, kata dia, bisa dilakukan dengan dua metode, yakni operasi dan non operasi.

"Kalau non operasi, dilakukan dengan teknik laser saja," kata dia.

Kadang pasien mengeluhkan adanya perdarahan ringan, atau nyeri akibat pembengkakan pada daerah operasi.


Namun biasanya akan hilang dalam waktu satu atau dua hari.

"Selama proses penyembuhan pasien dilarang untuk berhubungan intim, selama enam hari," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas