Benarkah Sperma yang Memancar Deras Tanda Suburnya Seorang Pria?
Bila kepala sperma gepeng, lonjong, segitiga, atau lancip, kesempatan untuk membuahi sel telur jadi lebih kecil.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kaum pria kerap menganggap penyebab ketidaksuburan ada pada perempuan karena merasa bisa bertahan lama saat berhubungan seks, selain itu spermanya memancar kencang saat ejakulasi.
Padahal, sperma memancar kencang tidak berarti subur. Artinya, banyak laki-laki yang juga menjadi penyebab ketidaksuburan, hanya saja mereka kerap salah paham mengenai konsep "keperkasaannya".
Menurut dr Tri Bowo Hasmoro, SpAnd, laki-laki yang ingin mendapat keturunan harus memiliki kesuburan yang baik. Bahkan berdasar penelitian, diperkirakan 40-50 persen kasus pasangan yang tidak dapat memiliki anak disebabkan oleh faktor ketidaksuburan laki-laki.
Oleh karena itu, kemandulan seharusnya tidak dilihat sebagai "kesalahan" pihak perempuan saja, tetapi juga terkait dengan sang suami.
Menurut androlog dari RSIA Hermina, Jakarta, ini, ukuran subur atau tidaknya laki-laki bukan dari banyak atau sedikitnya air sperma yang berhasil dipancarkannya, atau seberapa kencang sperma yang memancar saat ejakulasi, melainkan standar mutu sperma yang dapat membuahi sel telur.
Air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi, jelasnya, belum tentu ada bibitnya. Pancaran sperma yang terlihat kencang dan banyak pun belum tentu mampu membuahi sel telur. Soalnya, baik sperma maupun sel telur juga harus bermutu bagus agar terjadi hasil pembuahan yang baik pula.
Melalui uji klinis di laboratorium bisa diketahui bermutu atau tidaknya sperma. Secara alamiah, untuk membuahi sel telur memang hanya dibutuhkan satu spermatozoa terbaik dari sekian juta yang dikeluarkan.
Spermatozoa yang berkualitas baik dalam satu ejakulasi minimal 2 ml dengan jumlah sperma lebih kurang 40 juta. Selain mutunya baik, sperma harus berjumlah sekitar 60 persen dari total keseluruhan.
Bentuk dan gerakan sperma juga mempunyai peran penting. Gerakannya harus lurus dan cepat, tidak berbelok-belok atau malah diam.
Sperma yang bagus tidak bakal menggumpal (aglutinasi) terus-menerus, melainkan mencair.
Ini perlu agar bibit dapat bergerak sekaligus mampu menerobos keluar. Secara umum, sperma yang berkualitas baik memiliki bentuk kepala oval yang berguna untuk menembus dinding sel telur.
Bila kepalanya gepeng, lonjong, segitiga, atau lancip, kesempatan untuk membuahi sel telur jadi lebih kecil.
Yang juga diperlukan adalah akrosom atau semacam tudung pada bagian kepala sperma yang berperan "menabrak" sel telur hingga membuat lubang tempat masuknya sperma.
Jika tudung rusak, berarti kualitas sperma kurang baik karena tak mampu menembus masuk sel telur.
Jadi, sperma yang memancar kencang tidak berarti subur. Jika Mama masih belum juga hamil, sebaiknya Mama dan Papa sama-sama memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Penulis: Irfan Hasuki