Hati-hati Ada Kutu Sembunyi di Baju Lebaran Anda! Cuci Dulu Sebelum Dipakai
Sebelum mengenakan baju baru sebaiknya cuci terlebih dahulu sebelum dikenakan.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Vivi Febrianti
TRIBUNNEWS.COM - Lebaran tinggal menghitung hari.
Apakah Anda sudah mempersiapkan baju baru untuk dikenakan di hari kemenangan nanti?
Belakang ini banyak mal di berbagai daerah menggelar Midnight Sale untuk memenuhi kebutuhan warga untuk membeli pakaian Lebaran.
Jika Anda termasuk yang sudah berburu pakaian di Midnight Sale, ada baiknya Anda memperhatikan hal di bawah ini.
Termasuk bagi yang belum membeli juga sebaiknya perhatikan dulu sebelum berangkat ke mal atau butik dalam waktu dekat ini.
Dilansir dari laman Woman's Day, sebelum mengenakan baju baru sebaiknya cuci terlebih dahulu sebelum dikenakan.
Pasalnya, banyak pakar yang mengatakan bahwa banyak produsen yang menggunakan bahan kimia beracun dalam pengolahan baju.
Bahan beracun itu bisa menimbulkan alergi dan dampak negatif lain, terutama pada kulit.
Hal itu disampaikan oleh Lana Hogue, seorang pakar manufaktur busana dan pengajar di Garment Industri 411.
"Segala hal yang kontak langsung dengan kulit dan bisa terpapar keringat, harus dibersihkan dan dicuci dulu sebelum dikenakan," jelasnya.
Hogue mengatakan, meski baju tersebut tidak terpapar bakteri, tetapi bahan kimia yang digunakan untuk membuat baju bisa membahayakan diri Anda.
Kemudian, dia menjabarkan bahwa setiap benang dan kain celup membutuhkan bahan kimia dalam proses pembuatan rok dan kemeja.
Sayangnya, bahan kimia tersebut bisa berimbas negatif terhadap kecantikan kulit, beberapa di antaranya adalah ruam merah, gatal-gatal, kulit radang, dan panu.
"Sebagian besar bahan kimia yang digunakan dalam pewarnaan atau pencelupan kain, dan diakhiri dengan penjahitan benang yang diproses dengan peralatan berputar bisa meninggalkan bahan kimia yang rentan melukai kulit," terangnya.
Selanjutnya, Hogue menjabarkan bahwa proses pembuatan tekstil melibatkan banyak bahan kimia.
"Umumnya tekstil yang dibuat di lingkungan komersial menciptakan hasil tekstil yang telah terekspos dengan pelembab. Kemudian, untuk mencegah tumbuh jamur, bahan kain pun disemprotkan dengan anti-jamur dan cairan kimia untuk membuat kain tidak licin ketika dijahit," paparnya.
Kemudian, Donald Belsito, seorang profesor dermatologi di Columbia University Medical Center, New York, AS, mengatakan pada The Wall Street Journal bahwa proses pembuatan baju memang rentan terekspos bakteri, mulai dari pabrik, fase penjahitan, hingga sampai di kamar ganti.
Kutu, bakteri, dan jamur, merupakan sumber penyakit kulit yang bisa ditemukan pada baju baru.
"Aku sering memiliki pasien yang memiliki kutu yang didapat dari pertukaran baju baru di ruang ganti. Selain itu, ada sejumlah virus menular yang berpeluang berpindah-pindah dari baju baru," jelas Belsito.