Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kontroversi Burkini, Busana Renang Khusus Perempuan Berhijab

Sejauh ini, empat perempuan telah diusir dari pantai karena mengenakan Burkini di pantai umum.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kontroversi Burkini, Busana Renang Khusus Perempuan Berhijab
YoutubeB
Bikini Hijab Semakin Diminati dan Laris di Pasaran. 

TRIBUNNEWS.COM - Tampilan tetap santun ketika berolahraga ternyata memberi peluang bisnis besar bagi beberapa ritel mode untuk menciptakan busana renang khusus hijab.

Salah satunya ialah Burkini yang merupakan kepanjangan dari Burqa Bikini yang dirilis pertama kali oleh label Marks & Spencer (M&S) pada Maret 2016 kemarin.

Sekarang, label ritel mode berbasis di London ini mengonfirmasi bahwa Burkini telah habis terjual.

Tanpa memedulikan kritikan dari Pierre Berge, seorang fashion mogul, dan Laurence Rossignol, Menteri Hak Asasi Wanita dari Perancis, gaya burkini terbukti sangat populer di antara para perempuan Inggris.

Marks & Spencer mengatakan pada The Independent bahwa persediaan koleksi Burkini untuk musim panas 2016 sudah habis.

Burkini koleksi M&S selama tiga tahun ini telah meramaikan butik di Dubai dan Libya, sebelum akhirnya hadir serentak tahun lalu dan dijual online kali pertama tahun ini.

“M&S menawarkan varian baju renang supaya konsumen memiliki banyak pilihan. Kami telah menjual Burkini selama beberapa tahun belakangan dan telah populer di antara konsumen mancanegara,” jelas juru bicara M&S.

Berita Rekomendasi

Gaya rancang Burkini menutupi seluruh tubuh perempuan, kecuali wajah, tangan, dan kaki.

Burkini memang dirancang untuk memfasilitasi para perempuan muslim yang ingin berenang di tempat umum dengan nyaman dan terlindungi dari paparan sinar matahari.

Fenomena Burkini mencuat setelah perdebatan panjang di musim panas di mana kota Cannes melarang pemakaian busana yang melambangkan simbol agama.

Sejauh ini, empat perempuan telah diusir dari pantai karena mengenakan Burkini di pantai umum.

Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls, mengatakan bahwa busana itu telah memenjarakan perempuan.

Namun, menurut Ahiida Zanetti, perancang keturunan Australia-Libanon yang kali pertama merilis Burkini, kebanyakan perempuan yang membelinya justru perempuan non-muslim.

Tabloidnova.com

Sumber: Tabloidnova.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas