TRIBUNNEWS.COM - Bagi karyawan, liburan adalah sesuatu yang langka. Apalagi di tengah tugas yang menumpuk dan proyek yang belum terselesaikan.

Tidak heran beberapa karyawan segan untuk meminta liburan jika kondisi pekerjaannya seperti itu. Namun sepertinya CEO yang satu ini bisa membaca pikiran karyawannya.

Sehingga ia pun memberikan liburan. Tidak hanya liburan, sang CEO juga memberikan uang sebanyakRp27 juta.

Wow, siapakah CEO yang baik itu? Dilansir dari businessinsider.sg, ia adalah Mark Douglas, CEO perusahaan pemasaran dan periklanan SteelHouse.

Baca: Terenyuh! Karyawan Restoran Ceritakan Kisah Persahabatannya dengan Driver Ojek Online, Bikin Nangis

Mark memiliki analogi yang berbeda soal karyawannya.

Menurutnya, liburan bisa membuat orang lebih produktif dari sebelumnya.

Meski karyawan di semua perusahaan diberi cuti, masih banyak karyawan yang tidak mengambilnya.

“Jika Anda memiliki singa yang dikurung di penangkaran sejak lahir dan kemudian Anda membuka kandangnya, mereka nantinya akan kembali lagi ke kandangnya,” ucap Mark.

Pada akhirnya, setahun setelah SteelHouse diluncurkan, pada tahun 2011, Mark mengatakan bahwa dia akan membayar karyawan untuk berlibur.

Jika Anda bekerja di SteelHouse, perusahaan akan membayar Anda sebanyak 2.000 US Dollar (Rp27 juta) per tahun untuk bisa pergi ke mana saja dan melakukan apa saja (asalkan tidak ilegal).

“Budaya kita sangat sederhana. Ini berdasarkan kepercayaan dan ambisi,” tutur Mark.

Mungkin ada beberapa karyawan yang tidak memerlukan liburan dan hanya meminta uang bonus itu sebagai gantinya.

Namun Mark bersikeras, kita bisa menggunakannya untuk diri sendiri.

Seperti menginap di hotel atau tempat yang sepi untuk beristirahat.

Hasil dari inovasi ini cukup besar. Hanya beberapa orang yang meninggalkan perusahaan.

Itu juga karena alasan yang tak terkait pekerjaan.

(Baca juga: Penting! 10 Benda Ini Wajib Dibawa saat Liburan karena Bisa Berguna untuk P3K)

(Baca juga: Punya Rencana Berlibur, 10 Ide Foto Liburan yang Sangat Brilian Ini Patut Dicontoh!)

Perusahaan juga menemukan bahwa orang-orang yang datang bekerja setelah liburan cenderung lebih produktif.

Wah, mau pindah ke perusahaan ini? Atau berharap CEO kita seperti Mark?