Setnov Mengaku Tak Mampu Beli, Sang Istri Bongkar Lemari Cari Batik Cerah untuk Dipakai Saat Sidang
Deisti membongkar lemari pakaian dan khusus membawakan batik dengan warna cerah, setiap kali sidang kasus dugaan korupsi e-KTP digelar.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada tiga sidang terakhir kasus KTP elektronik, Deisti Astriani Tagor melakukan make over kepada suami tercintanya terdakwa Setya Novanto.
Jika di sidang-sidang sebelumnya Setya Novanto selalu menggunakan batik cokelat.
Kini tampilannya berubah menjadi batik dengan warna cerah, yakni merah.
Deisti melakukan hal itu karena sering membaca berita dari media online yang meliput persidangan kasus e-KTP di Pengadilan Tipikor.
Di beberapa pemberitaan, Deisti membaca soal suaminya yang selalu menggunakan batik cokelat, dengan warna yang 'itu-itu saja'.
Baca: Dibilang Jutek, Isyana Sarasvati Akan Lakukan Ini Pada Alisnya
Akhirnya, Deisti memutuskan membongkar lemari pakaian dan khusus membawakan batik dengan warna cerah, setiap kali terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP itu menjalani sidang.
Pilihan Deisti jatuh pada batik warna merah, agar sang suami terlihat lebih fresh dan menarik jika disorot kamera awak media.
Soal pergantian baju batik itu turut diamini Setya Novanto.
Dia pun dibuat heran dengan ulah wartawan, yang sampai memperhatikan warna batiknya setiap sidang.
"Wartawan ini pintar ya, waktu itu soal buku catatan saya, lalu soal batik lah katanya enggak ganti-ganti. Jadi sekarang batik saya tergantung istri. Dia yang bawain," ungkap Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Menurut Setya Novanto, batik-batik itu tidak ada yang baru, melainkan baju batik lama yang disimpan di lemari pakaiannya.
"Ini batik lama, sekarang kan tidak mampu beli lagi. Ya pakai yang lama-lama aja. Pokoknya batik yang warnanya cocok dengan wartawan," tutur Setya Novanto.
Rakyat Jelata
Terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto merasa dirinya seperti anak kos selama ditahan di ruang tahanan Rumah Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta.
Hal itu disampaikan Setya Novanto sebelum sidang kasusnya digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (25/1/2018).
"Sekarang kan ditahan jadi seperti anak kos ya. Sekarang jadi rakyat jelata," ucapnya sembari tertawa.
Kembali ditanya apakah selama di tahanan dia mengalami penurunan berat badan?
Setya Novanto mengaimini.
"Turunlah, sekitar dua kilogram, namanya anak kos. Kami kan makannya sama-sama, saling berbagi," terangnya.
Lebih lanjut, Setya Novanto juga bercerita soal menu sehari-hari yang dia santap bersama dengan para tersangka lainnya di Rutan KPK.
Menurutnya menu makanan di Rutan selalu berganti-ganti dan yang paling istimewa yakni masakan kiriman dari keluarga tercinta.
"Menunya ganti-ganti, tapi kami biasa dapat dari kiriman keluarga, kita saling sharing satu sama lain, sama-sama susah kan," tambahnya.
Diketahui Setya Novanto didakwa secara bersama-sama melakukan perbuatan tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian negara sekira Rp 2,3 triliun dalam proyek pengadaan e-KTP, tahun anggaran 2011-2013.
Dia diduga mempunyai pengaruh penting untuk meloloskan anggaran proyek e-KTP yang sedang dibahas dan digodok di Komisi II DPR RI tahun anggaran 2011-2012.
Atas perbuatannya, Setya Novanto didakwa melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.