Busana Muslim Indonesia Diprediksi Mendunia
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia saya kira kesempatan itu terbuka lebar di depan," ujar Jokowi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Presiden Joko Widodo mengundang komunitas dan para pelaku usaha busana muslim di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis pagi, (26/4/2018).
Pertemuan ini digelar untuk mendengarkan langsung masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan agar kebijakan industri fesyen muslim Tanah Air mampu bersaing di pasar internasional.
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia saya kira kesempatan itu terbuka lebar di depan. Tetapi memang harus ada kerja sama yang baik antara desainer, pengusaha-pengusaha busana muslim, dan pemerintah," ujar Presiden seperti dikutip dari keterangan pers Biro Pers Istana Kepresidenan.
Baca: Kapolres Jakarta Barat: Beberapa Kasus Perampokan yang Diungkap Selalu Berhubungan dengan Narkoba
Di hadapan kurang lebih 28 pelaku usaha, Presiden mengaku terkejut saat menghadiri pagelaran "Muslim Fashion Festival 2018" pada 19 April 2018 lalu dimana potensi dan talenta lokal di industri fesyen muslim begitu besar dan mampu bersaing.
"Saya melihat ada sebuah potensi, kekuatan, talenta-talenta dari desainer, kemudian juga dari pengusaha busana muslim untuk menguasai pasar, baik di dalam negeri maupun pasar ekspor. Saya meyakini insyaallah kita akan bisa memiliki kekuatan besar dalam menguasai pasar busana muslim dunia," tuturnya.
Baca: Jusuf Kalla: Kekuatan Kompas Adalah Objektifitas yang Selalu Terjaga
Presiden juga mendapat informasi bahwa dalam satu tahun, industri fesyen secara keseluruhan di Tanah Air memiliki nilai ekonomi sebesar Rp166 triliun di mana Rp54 triliunnya disumbang dari sektor busana muslim. Menurut Presiden, jumlah tersebut sangatlah besar. Namun, masih dapat ditingkatkan lagi.
"Saya tadi sudah menyampaikan kepada menteri untuk disiapkan sebuah forum di luar sehingga busana muslim kita lebih dikenal dan bisa menguasai pasar-pasar di negara lain," tandasnya.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.