Tips untuk Orangtua Hadapi Perilaku Agresif Anak
Perilaku agresif anak seperti tantrum, teriak-teriak, dan menangis saat keinginannya tidak terpenuhi, mungkin pernah dihadapi beberapa orangtua.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Perilaku agresif anak seperti tantrum, teriak-teriak, dan menangis saat keinginannya tidak terpenuhi, mungkin pernah dihadapi beberapa orangtua.
Tahukah Anda para orangtua, pada dasarnya perilaku agresif anak merupakan bagian dari proses belajar mereka untuk mengendalikan emosinya.
Namun, terkadang perilaku agresif anak bisa menjadi sesuatu yang berlebihan. Jadi, Anda harus bisa mengenali perilaku agresif anak antara yang bagian dari proses belajar dengan yang berlebihan.
Menurut psikolog anak Emily Mudd, perilaku agresif seperti itu merupakan hal umum jika terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun atau batita.
"Pada tahap ini, anak-anak cenderung menggunakan ekspresi fisik dari rasa frustasinya, karena mereka belum memiliki kemampuan bahasa untuk mengekspresikan diri," ujar Mudd.
Misalnya mengambil contoh si kecil mendorong temannya di taman, perilaku itu tidak bisa disebut agresif kecuali sudah dilakukan berpola.
Pada saat si kecil sudah cukup besar untuk mengomunikasikan perasaannya secara verbal, maka perilaku agresif itu mulai berkurang.
Hal yang harus diwaspadai yaitu apabila si kecil masih kasar dan agresif dengan menunjukan tindakan yang membahayakan dirinya atau orang lain.
Gejala lain yang harus diperhatikan adalah si kecil sulit berteman dan sulit dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Sikap tersebut bisa saja merupakan indikasi gangguan tumbuh kembang, seperti ADHD, autisme, dan kecemasan.
Tapi, agar lebih pasti, Anda konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau pakar.
Dikutip dari health.cleveandclinic.org, Mudd merekomendasikan kepada orangtua untuk melakukan enam hal berikut ini untuk mengatasi perilaku agresif anak.
1. Tetap tenang
Ketika si kecil mengekspresikan banyak emosi dan orangtua menghadapinya dengan emosi, agresi si kecil akan semakin meningkat.
Sebagai gantinya, cobalah untuk memberi contoh cara mengatur emosi pada anak, seperti ajak mereka menarik napas, duduk, lalu setelah agak tenang ungkapkan apa keinginannya.