Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Passion Jadi Instrumen Penting Ketika Menggeluti Profesi, Kenapa Sebagian Orang Mengabaikannya?

Passion merupakan instrumen penting yang ada dalam diri seseorang dalam menekuni profesi yang menunjang masa depan.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Passion Jadi Instrumen Penting Ketika Menggeluti Profesi, Kenapa Sebagian Orang Mengabaikannya?
Istimewa
Kampanye #TauApaMaumu 

TRIBUNNEWS.COM - Passion merupakan instrumen penting yang ada dalam diri seseorang dalam menekuni profesi yang menunjang masa depan.

Namun, tak sedikit yang mengabaikannya. Yang penting kerja dan bisa menghasilkan uang.

Berdasarkan peneltian dari Indonesia Human Resources Forum di tahun 2017 menyatakan bahwa 87% pelajar di Indonesia mengakui mereka dengan salah memilih jurusan yang ditempuh. 

Kemudian, dari data Kemnaker di tahun 2017 terungkap 63% dari total lulusan baru Indonesia harus bekerja di luar dari bidang yang mereka ambil semasa perkuliahan. 

Angka-angka di atas berawal dari lalainya seorang individu mengetahui minat dan bakat dirinya.

Program Director Vooya Stephanie Wijanarko mengatakan kondisi demikian disebabkan oleh beberapa faktor. 

Pertama adalah ekspektasi orang tua yang cenderung memaksakan ambisi kepada anak dan kurang memikirkan apa yang anak inginkan.

Baca: Kata Andien Aisyah Soal Pola Didiknya Terhadap Anak yang Dikritik

Barli Asmara kampanye #tauApaMaumu
Desainer kondang Barli Asmara saat kampanyekan gerakan #tauApaMaumu yang digagas Vooya.
Berita Rekomendasi

 Kedua, tekanan sosial memposisikan arti kesuksesan hanya dari sisi uang dan pencitraan.

“Banyak pelajar yang mengambil keputusan kurang sesuai dan terburu-buru. Misalnya, mereka berpikir bahwa sedikit ketertarikan atau rasa menggebu-gebu terhadap sebuah bidang dapat langsung dianggap sebagai passion, padahal belum tentu. Bisa aja bidang tersebut saat itu lagi happening, sehingga mereka ikutan suka. Atau mereka benar-benar tertarik, tapi di sisi lain pura-pura enggak tahu kalau mereka enggak ada bakat sama sekali di bidang itu,”  terang Stephanie Wijanarko.

Baca: Sebelum Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Reva Mencium Bau Menyengat Dari Truk

Ketiga, Sistem edukasi juga dinilai kurang memberikan pengarahan mengenai pentingnya mengetahui passion.

Ia melanjutkan, sekolah di Indonesia hanya menginginkan para murid punya nilai yang bagus di semua pelajaran, tanpa melihat minat mereka.

Hal terakhir dan yang mungkin paling bisa dirasakan oleh generasi muda sekarang adalah keraguan atas diri sendiri dan generasi yang “mager”, alias malas gerak, untuk riset atau mencari tahu mengenai jurusan yang mau diambil atau bahkan profesi yang ingin digeluti.

“Banyak contoh orang-orang yang enggak tahu atau mengabaikan passion mereka dan terus melakukan hal yang mereka sebenarnya nggak sukai. Alasannya mungkin sederhana, karena itulah pekerjaan yang menghasilkan dan sebagainya. Mengabaikan passion bisa membuat seseorang menghadapi masa depan yang nggak bahagia dan penuh penyesalan,” papar Stephanie.

Berawal dari kegelisahan, kesalahpahaman dan abainya individu terhadap passion ini, menginspirasi munculnya gerakan #TauApaMaumu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas