Inilah Tiga Amalan Sunnah Utama di Bulan Muharram Beserta Faedahnya
Di bulan Muharram, terdapat beberapa peristiwa penting, pertama hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram yang diyakini hari kebebasan Musa dari Firaun.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Inilah Tiga Amalan Sunnah Utama di Bulan Muharram Beserta Faedahnya
TRIBUNNEWS.COM - Tahun baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah jatuh bertepatan pada 1 September 2019.
Tahun Baru Islam diperingati setiap tanggal 1 Muharram oleh kaum muslimin, nama Muharram secara bahasa dapat diartikan sebagai bulan yang diharamkan.
Yaitu bulan yang didalamnya orang-orang Arab diharamkan dilarang (diharamkan) melakukan peperangan.
Orang Arab zaman dulu meyakini bahwa bulan Muharram adalah bulan suci sehingga tidak layak menodai bulan tersebut dengan peperangan, sedangkan pada bulan lain misalnya shafar, diperbolehkan melakukan peperangan.
Di bulan Muharram, terdapat beberapa peristiwa penting, pertama hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram yang diyakini hari kebebasan Musa dari kejaran Fira’un, dan kita disunahkan berpuasa pada tanggal itu.
Yang kedua adalah peristiwa gugurnya Husein bin Ali, cucu Rasulullah di tanah Karbala.
Banyak peristiwa penting yang menggembirakan juga pernah terjadi di bulan Muharram di antaranya terbelahnya laut merah saat Nabi Musa mau menyeberang sehingga Musa dan kaumnya yang setia selamat dari kejaran Raja Fir’aun.
Selain itu beberapa peristiwa penting laijnnya juga terjadi, seperti dikutip dari laman Nu.online yakni Nabi Adam 'alaihissalam bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tobat tersebut diterima oleh-Nya.
Berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan.
Selamatnya Nabi Ibrahim 'alaihissalam dari siksa Namrud, berupa api yang membakar.
Nabi Yusuf 'alaihissalam dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah.
Nabi Yunus 'alaihissalam selamat, keluar dari perut ikan hiu.
Nabi Ayyub 'alaihissalam disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan.
Perang Khaibar yang terjadi di tahun ketujuh hijriyah juga terjadi di bulan Muharram.
Perang ini menandai penumpasan total kaum Yahudi yang suka bikin kekacauan dan perpecahan di kota Madinah.
Baca: 1 Muharram 1441 H Jatuh Pada 1 September 2019, ini Hukum Doa Menyambut Tahun Baru Islam
Amalan Sunnah
Dari uraian di atas nyatalah bagi kita, bahwa hari Asyura dan bulan Muharram merupakan hari dan bulan bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa.
Adapun terkait amalan di bulan Muharram, dikutip dari berbagai Konsultasisyariah.com, berikut beberapa amalan yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Memperbanyak Puasa
Bulan Muharram adalah satu di antara bulan haram selain bulan Rajab, Dzulqaidah, dan Zulhijah, amalan sholih yang diperintahkan saat itu adalah memperbanyak berpuasa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu. [at Taubah/9:36]
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان ، شهر الله المحرم
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Baca: Bacaan Niat & Keutamaan Puasa Asyura & Puasa Tasua untuk Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H
Puasa Asyura 10 Muharram
Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari ‘Asyura, yaitu pada 10 Muharram.
Puasa Asyura 10 Muharram memiliki keutamaan yang tinggi karena dapat menghapus dosa setahun lalu.
Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).
Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah, Rasulullah juga ikut mengerjakannya. Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga. Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan:
مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ
“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: saya niat puasa sunah asyura sunah karena Allah Ta’ala
Baca: Keliru, 3 Amalan Salah Kaprah Ini Sering Dilakukan Saat Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H
Puasa Tasu'a 9 Muharram
Dalam rangka menyelisihi Yahudi, kita diperintahkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu’a).
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura’ dan memerintahkan para sahabat untuk puasa, ada sahabat yang berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang diagungkan orang yahudi dan nasrani."
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahun depan, kita akan berpuasa di tanggal sembilan.”
Namun, belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsudah diwafatkan. (HR. Al Bukhari)
Seperti dikutip dari Muslim.or.id, Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan. (Syarh Muslim, 8: 12-13)
Dengan demikian, kita melakukan puasa Asyura dengan menambah satu hari sebelumnya yaitu hari Tasu’a, atau tanggal 9 di bulan Muharram.
Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ تَاسُوْعَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma fii yaumi taasuu’aa’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: saya niat puasa sunah tasu’a sunah karena Allah Ta’ala
Memperbanyak Sedekah
Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah, membantu keluarga, kaum kerabat, membantu anak-anak yatim, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.
Mengenai hal ini Rasulullah bersabda:
مَنْ وَسَّعَ عَلى عِيَالِهِ وَ أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
“Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi, No: 3795)
(Tribunnews.com/tio)