Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Tata Cara Salat Istisqa atau Salat Minta Hujan, dari Niat hingga Syarat Khotbah

Salat Istisqa, salat sunah yang dilakukan untuk meminta diturunkannya hujan terutama di musim kemarau.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Tata Cara Salat Istisqa atau Salat Minta Hujan, dari Niat hingga Syarat Khotbah
SERAMBI INDONESIA /M ANSHAR (AAN)
Ilustrasi salat istisqa atau salat minta hujan. 

4. Saat khotbah kedua, khatib berpaling ke arah kiblat dan berdoa bersama-sama.

5. Ketika berdoa, mengangkat tangan tingi-tingi.

6. Khotbah merupakan anjuran untuk beristigfar dan merendahkan diri kepada Allah SWT dan berkeyakinan bahwa permintaannya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Baca: Jemaah Haji Ramaikan Masjidil Haram untuk Salat Jumat

Baca: 23 Kecamatan Alami Kekeringan, Warga Salat Minta Hujan

Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu:

"Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ke luar dengan berpakaian sederhana, penuh tawaduk dan kerendahan. Sehingga tatkala sampai di musala, dia naik ke atas mimbar, tetapi tidak berkhotbah sebagaimana khotbah kalian ini. Ia terus menerus berdoa, merendah kepada Allah, bertakbir kemudian salat dua rakaat seperti salat ketika Ied." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan di hasankan oleh al-Albani).

DikutipTribunnews.com dari islam.nu.od.id, Kamis (31/10/2019). Khotbah Salat Istisqa sedikit berbeda dari khotbah pada umumnya.

Khotbah istisqa dibuka dengan istighfar, bukan dengan takbir sebagaimana keterangan berikut ini:

Berita Rekomendasi

ثم يخطب الإمام خطبتين بعدهما الركعتين، يستغفر الله الكريم في افتتاح الأولى تسعا و في افتتاح الثانية سبعا وصيغة الاستغفار أَسْتَغفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Artinya: "Kemudian imam berkhotbah dua kali setelah salat dua rakaat, lalu ia beristighfar sebanyak sembilan kali pada pembukaan khotbah pertama, dan sebanyak tujuh kali pada pembukaan khotbah kedua. Adapun lafal istighfarnya adalah ‘Astaghfirullahal azhim, la ilaha illa huwal hayyul qayyum, wa atubu ilaihi," (KH Afifuddin Muhajir, Fathul Mujibil Qarib, [Situbondo, Maktabah Al-As‘adiyah: 2014 M/1434 H], cetakan pertama, halaman 63).

(Tribunnews.com/Lanny Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas