Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Pro Kontra Gerakan Bantu Novi Kuliah di Luar Negeri, Begini Penjelasan dari Rumah Zakat

Penggalangan dana untuk membantu Novi berkuliah ke luar negeri mendapat respon pro dan kontra. Rumah Zakat pun akhirnya mengeluarkan pendapatnya

Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Pro Kontra Gerakan Bantu Novi Kuliah di Luar Negeri, Begini Penjelasan dari Rumah Zakat
Kitabisa.com
Pennggalangan dana untuk membantu Novi berkuliah 

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Bantu Kuliah Novi di Luar Negeri kini menjadi perbincangan dan menimbulkan respon dari berbagai kalangan, Rumah Zakat pun akhirnya mengeluarkan pendapat.

Netizen Twitter pada minggu-minggu ini, tengah ramai memperbincangkan sebuah gerakan penggalangan dana melalui laman kitabisa.com

Pasalnya, gerakan Bantu Kuliah Novi di Luar Negeri ini dianggap sebagaian hal yang wajar oleh sebagian orang, namun ada juga yang beranggapan gerakan membantu ini terlalu berlebihan dan ambisius.

Banyak para netizen yang mendukung gerakan ini, namun banyak juga yang mencibir gerakan membantu seseorang untuk berkuliah di luar negeri. 

Keramaian soal bantu Novi mewujudkan mimpi untuk berkuliah pertama kali ramai dibahas di laman Twitter @tubirfess.  

Penggalangan dana melalui kitabisa.com tersebut merupakan penggalangan dana untuk membantu mewujudkan harapan seorang warga di Kabupaten Kediri untuk berkuliah di Universitas Kirklareli Turki.

Diceritakan, Novi seorang warga dari Kediri Jawa Timur telah usai menempuh pendidikan atas di SMAN 5 Kediri.

Berita Rekomendasi

Novi telah lulus sejak tahun 2018.

Dikutip dari wawancara Tribunnews, Rabu (6/11/2019), Rumah Zakat sebagai lembaga filantropi yang membantu aksi gerakan “Bantu Novi Mewujudkan Mimpinya Berkuliah” menjelaskan  Novi adalah anak seorang pedagang tukang bubur ayam keliling di Kediri

Novi Kita Bisa
Novi dan Ayahnya yang seorang penjual Bakso

Ibu Novi adalah seorang ibu rumah tangga, ia juga mempunyai seorang adik laki-laki yang sekarang duduk di sekolah dasar.

Tahun 2018 , Novi telah mencoba berbagai macam seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi.

Namun tidak ada satupun yang lolos hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengambil gap year dan ingin mencoba lagi di 2019. 

Sayangnya, untuk masuk di perguruan tinggi tahun 2019 ini hasilnya pun sama, Novi tidak lolos.

Dalam, usahanya melanjutkan pendidikan, Novi ia tidak putus asa dan terus mencoba mencari info perkuliahan baik di dalam maupun luar negeri.

Dari hasil pencariannya, kuliah di Turki adalah salah satu yang menarik di mata Novi.

Alasan Novi memilih untuk berkuliah di Turki adalah tidak adanya uang gedung yang harus dibayarkan, biaya kuliah dan biaya hidup juga lebih murah dibandingkan dengan Indonesia

Inilah alasan Novi memilih berencana berkuliah di Turki, mengingat ekonomi keluarga Novi yang sederhana.

Novi pun kemudian mencoba mendaftar melalui jalur mandiri di beberapa universitas di Turki.

Setelah mencari berbagai universitas di Turki, Novi diterima di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Administrasi Bisnis, Jurusan Bisnis, Kirklareli University, Turki. 

Diterimanya Novi di Jurusan Bisnis, Kirklareli University, membuat orang tuanya senang.

Namun disisi lain, untuk keberangkat Novi ke Turki, keluarga tidak mampu untuk membiayai.

Kebutuhan Novi
Biaya yang diperlukan Novi

Akhirnya Novi dengan kondisi keterbatasan biaya tersebut, mengajukan bantuan ke berbagai pihak dan salah satunya melalui Rumah Zakat di Kediri.

“Petugas kami menerima dan merespon atas apa yang menjadi keresahan dan kebutuhan  Novi,” ujar Rumah Zakat kepada Tribunnews, Rabu (6/11/2019), Siang.   

Rumah Zakat menjelaskan, program pemberdayaan di bidang pendidikan beasiswa Rumah Zakat saat ini masih berfokus untuk di dalam negeri.

“Rumah Zakat Kediri berupaya untuk menghargai semangat akan cita-citanya setelah berkomunikasi dengan Novi,” ujar Rumah Zakat.  

Setelah mendapatkan persetujuan dari Novi, Rumah Zakat Kediri berupaya melakukan penggalangan dana crowdfunding dengan mengajak para donatur yang mempunyai semangat dan kepedulian untuk berbagi serta menaikan profil  Novi di surat kabar lokal.

“Dalam setiap tahapnya, Rumah Zakat Kediri tentu telah mengkomunikasikan dengan Novi, dan Alhamdulillah, upaya ini mendapatkan dukungan moral yang positif dari masyarakat Kediri,” imbuh Rumah Zakat.

Gerakan untuk mengumpulkan dana dalam membantu Novi untuk berkuliah di Turki dilakukan dengan crowdfunding melalui platform digital.

Upaya yang kami lakukan adalah crowdfunding di dua platform dengan nominal masing-masing 50 juta, harapan segera terpenuhinya biaya tiket minimalnya di bulan September. Jika di kedua platform sudah terpenuhi maka akan segera kami hentikan,” ujar Rumah Zakat.

Rumah Zakat sebagai lembaga filantropi yang membantu aksi gerakan “Bantu Novi Mewujudkan Mimpinya Berkuliah” mempunyai harapan dan komitmen untuk  meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sesama.

“Sebagai bentuk kepedulian dan komitmen Rumah Zakat dalam melakukan pemberdayaan, tentu masih banyak Novi yang lain baik di desa, perkotaan di seluruh Nusantara,” Ujar Rumah Zakat.

Rumah Zakat juga berharap atas kasus ini, masyarakat Indonesia untuk bisa saling tolong menolong dalam mengurangi angka kesenjangan terutama di bidang Pendidikan.

“Harapannya Rumah Zakat tidak sendiri, melainkan mengajak kepada stake holder , masyarakat pada umumnya, untuk bersama-sama bahu membahu untuk mengurangi kesenjangan di bidang pendidikan, “imbuh Rumah Zakat.

Di akhir wawancaranya bersama Tribunnews, Rumah Zakat juga menyampaikan semoga upaya membantu Novi ataupun yang lain bisa menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas masyarakat yang dapat menjadi pemutus rantai kemiskinan.

(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas