Compass Rebut Hati Pecinta Sepatu, Apa Sih Kelebihan Brand Lokal Ini Sampai Banyak yang Rela Antre?
Sepatu dari brand lokal ini terus menjadi incaran sehingga antrean panjang pun kerap terjadi jika ada penjualan sepatu Compass di acara tertentu.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sepatu Compass kini tengah digandrungi muda-mudi di Indonesia.
Sepatu dari brand lokal ini terus menjadi incaran sehingga antrean panjang pun kerap terjadi jika ada penjualan sepatu Compass di acara tertentu.
Terakhir terjadi antrean pengincar Compass yang membludak dan tidak kondusif di acara Wall of Fades yang digelar di Grand Indonesia, Sabtu (14/12/2019).
Alhasil pihak Compass memutuskan pembatalan perilisan dan penjualan sepatu Compass Compass 98 Vintage.
Sebelum di acara Wall of Fades, antrean Compass juga terjadi acara Urban Sneaker Society (USS) 2019 pada November 2019 lalu.
Saat itu juga ada perilisan seri terbaru Compass yakni seri vintage namun tidak rusuh sehingga para pengantre bisa membawa pulang sepatu impian mereka.
Saat itu, Tribunnews.com sempat berbincang dengan Muhammad Ghufron usai antre sekitar enam jam untuk mendapatkan seri Compass 98 Vintage yang berwarna Maroon.
Baca: Pantas Pembeli Rela Antre Demi Sepatu Compass, Harga Rp700 Ribu Dijual Lagi Rp3 Juta
Baca: Hari Ini Batal Dirilis karena Antrean Membludak, Ini Lo Sepatu Compass Terbaru yang Diburu
Ia menceritakan antrean kerap terjadi karena memang Compass hanya menjual produknya dalam jumlah banyak saat acara tertentu saja.
Bisa juga didapatkan secara online atau di toko tertentu tapi untung-untungan biasanya cepat habis.
Kalau beli dari reseller tertentu harganya bahkan bisa dua sampai tiga kali lipat dari harga yang dirilis Compass.
Baca: Zidan Rela Tak Mandi Antre Sejak Dinihari Demi Sepatu Idamannya, Ternyata Compass Batal Rilis
Baca: Antrean Membludak, Rilis Sepatu Compass di Grad Indonesia Dibatalkan, Pembeli Masih Berharap Dapat
“Waduh mending ngantre daripada pas beli ditempat lain lihat harganya bisa dua sampai tiga kali lipat, terus kalau beli pas acara gini nomor yang kita mau ada warnanya juga ada,” kata Ghufron, Jumat (8/11/2019) lalu.
“Ya tapi kalau mau warna dan nomor sesuai harus cepet-cepetan ambil nomor buat antre, makanya saya nginep dari semalam,” cerita Ghufron saat itu.
Saat itu ketika ada yang melihat Ghufron membawa kotak sepatu Compass langsung ada yang mendekati Ghufron, menawar sepatu barunya sekitar Rp 800.000 atau dua kali lipat dari harga aslinya Rp 378.000, tapi Ghufron tidak langsung melepasnya.
“Nanti dulu lah kalau mau jual mau dicobain dulu, masih baru masih mau saya review dulu,” ucap Ghufron.
Karena produknya yang ekslusif karena diproduksi dan dijual terbatas memang akan membawa kebanggan tersendiri bagi penggunanya.
Terlebih bagi mereka yang mengenal sepatu Compass pasti akan memberikan pandangan spesial kepada pemakainya.
Seperti yang dirasakan Gita seorang karyawan media online.
Dia bersyukur membeli sepatu Compass pada Maret 2019 lalu saat belum banyak yang mengincar dan bisa membuat iri orang yang menginginkan sepatu tersebut.
“Belinya sebelum booming kaya sekarang, yang model biasa Rp 230 ribu waktu itu belinya,” kata Gita
“Ini dapetnya ukuran satu size dibawah ukuran kaki gue. Jadi gue agak sempit pas makai, tapi gue ngerasa keren aja pas makai, apalagi sekarang banyak dicari,” lanjut Gita kepada Tribunnews, Sabtu (14/12/2019).
Sementara itu sepatu yang rencananya dirilis di acara Wall of Fades adalah edisi Compass kolaborasi dengan Darahku Biru.
Di acara Wall of Fades rencananya akan dijual 240 pasang Sepatu Compass 98 Vintage dengan harga retail Rp 698.000.
Seri spesial kolaborasi Compass dan Darahku Biru ini menghadirkan sepatu klasik premium yang didesain oleh Oldblue Co., yang terdapat detail bahan kulit sapi.
Dengan dominasi warna cokelat, sepatu ini menggabungkan sepatu vulkan yang klasik dengan boots dengan tambahan gold eyelet dan hook, dan tali sepatu menggunakan katun dengan wax.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.