Viral Seorang Ibu Tampar Bocah SD Bukan Anaknya: Video 30 Detik, Ini Fakta-faktanya
M menampar DA lantaran merasa emosi karena anaknya terkena sapu yang dimainkan DA. Saat ini pelaku telah diamankan
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Beredar di dunia maya, sebuah video yang memperlihatkan aksi tak terpuji yang dilakukan oleh seorang ibu-ibu terhadap seorang siswi Sekolah Dasar.
Nampak dalam video yang beredar, ibu-ibu tersebut memukul dan menampar seorang siswi SD di dalam kelas.
Video berdurasi 30 detik ini memperlihatkan seorang ibu menampar seorang siswi SD yang telah terduduk di kursi sambil menangis.
Tampak pula seorang wanita lain yang menegur ibu tersebut yang juga berada di dalam kelas.
Selain menampar, terdengar maki-makian yang dilontarkannya kepada anak itu.
Sejumlah orang tua yang ada dalam ruangan tersebut sempat membela korban.
"Janganki pukul mukanya orang, janganki kasih begitu orang," ujar salah seorang ibu yang ada dalam ruangan tersebut.
Dengan adanya kasus tersebut, Tribunnews telah mengumpulkan berbagai fakta-fakta yang dikumpulkan dari berbagai sumber atas peristiwa yang dialamai seorang murid SD tersebut.
1. Identitas pelaku dan korban
Dikutip dari Tribun Makasar, identitas pelaku penamparan tersebut diketahui keseharianya berprofesi sebagai perawat.
Adapun inisial nama pelaku adalah M.
Wanita yang berusia 41 tahun.
Diketahui Tinggal di Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
Sementara sang korban, berinisial DA, berumur 8 tahun.
Tinggal di Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
2. Alasan pelaku menampar bocah
Dikutip dari Kompas.com, setelah kepolisian melakukan penyelidikan, diketahui M menampar DA lantaran merasa emosi.
Pasalnya, ketika DA memainkan sapu, tak sengaja mengenai anak M.
Dan dari ketidaksengajaan itu, mengakibatkan mengakibatkan kepala anak M sampai terluka.
Dengan emosinya, M kemudian memarahi, memaki, dan kemudian menampar D.
3. Terjadi di Kelas Saat Terima Rapor
Diketahui dalam video yang beredar, tempat terjadinya peristiwa tersebut setelah ditelusuri lebih lanjut terjadi di SD Siapala, Paccerakkang, Kota Makassar.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Abdul Azis Hasan yang dikonfirmasi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada siang hari.
Dimana di sekolah tersebut tengah penerimaan rapor murid-murid yang dihadiri oleh masing-masing orangtua.
“Saya sudah konfirmasi ke kepala bidang saya yang menangani itu dan kepala sekolah SD Siapala, memang ada kejadian itu. Sudah perintahkan investigasi masalah itu, karena terjadi di dalam sekolah yang dilakukan oleh orang di luar sekolah,” kata Abdul, Sabtu (28/12/2019) malam.
Abdul mengaku, belum mengetahui persis kejadian secara rincinya.
“Tadi kan penerimaan rapor, kita minta semua orangtua datang untuk mendapingi anak-anak mereka untuk menerima rapor. Tapi eh, ternyata ada kejadian itu. Padahal, biasalah anak-anak murid biasa saling ganggu karena teman. Tapi eh, ternyata seorang ibu-ibu itu lalu memukul murid,” ujar dia.
Abdul menegaskan, pihaknya akan mengusut kasus pemukulan tersebut.
4. Pelaku Diringkus Polisi
Menanggapi kejadian yang viral tersebut, Kepolisian Polsek Biringkanaya kemudian bergerak cepat.
Kapolsek Biringkanaya Kompol Ashari mengatakan M telah diamankan di kediamannya di Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
"Sudah kami amankan. Sekarang sudah ada di Polsek Biringkanaya," ujarnya.
Ashari mengungkapkan, M belum ditetapkan sebagai tersangka.
Unit reskrim Polsek Biringkanaya masih melakukan pemeriksaan intens atas insiden penamparan tersebut.
"Akan digelarkan (perkara) dulu oleh unit reskrim," ucap Ashari.
5. Anggota Dewan Turun Tangan
Anggota Komisi E DPRD Sulsel, Andi Debbie Purnama Rusdin, prihatin dengan kekerasan anak di Biringkanaya, Kota Makassar.
Debbie Purnama menganggap kejadian ini tak selayaknya terjadi sekolah.
Apalagi menjadi tontonan oleh siswa lain.
"Guru cepat bereaksi atas kejadian ini, sehingga bisa menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk murid sekolah," katanya.
Ia juga meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk melakukan evaluasi serius atas kejadian ini.
"Tak seharusnya orang tua langsung masuk ke ruang kelas kemudian melakukan kekerasan di muka umum," katanya.
Sehingga, kejadian ini tak terjadi.
"Anak ini butuh penanganan dinas terkait supaya bisa lepas dari traumanya," katanya.
(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)