Trik Aman Makan Mi Tanpa Takut Kolesterol Berlebih Ala Food Blogger Tirta Lie
Tirta Lie paham kebiasaan memakan bakmi bisa berdampak kepada kesehatan apabila dilakukan tak terkontrol.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Tirta Lie menjadi kondang lantaran ia punya kebiasaan unik sejak beberapa tahun silam. Ia seorang yang sudah berkeliling mencicipi ragam mi atau bakmi, khususnya di seputaran Jakarta.
Hampir seluruh bakmi yang ada di Kota Metropolitan ini telah ia rasakan dan dituangkan dalam sebuah buku berjudul 100+ Bakmi Terlezat di Jakarta.
Bahkan, ia pernah mencatatkan rekor MURI untuk kategori Pengunjung dan Peresensi Rasa Bakmi Terbanyak.
Namun, sejatinya Tirta Lie paham kebiasaan memakan bakmi bisa berdampak kepada kesehatan apabila dilakukan tak terkontrol. Untuk itu, ia memperhatikan benar porsi makan.
"Tentu faktor kesehatan tak boleh dilupakan. Yang penting jangan berlebihan. Apalagi bakmi larinya kan ke kolesterol. Walaupun sekarang banyak bakmi sehat," ujar Tirta Lie kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network) di ajang Lunar Mie Festival with Tirta Lie di Atrium Plaza Blok M, Rabu (29/1/2020).
Tirta Lie menyebut, ada orang yang setiap hari makan bakmi karena memang suka.
Namun, jika bertemu dengan pecinta bakmi seperti itu, ia tidak segan untuk mengingatkan sekaligus memberi edukasi agar orang tersebut tidak jor-joran menyantap makanan kesukaannya tersebut.
Baca: 5 Manfaat Buah Mangga untuk Kesehatan: Bisa Cegah Kanker hingga Bantu Turunkan Kolesterol
Baca: 3 Cara Menjaga Kesehatan Jantung untuk Pemilik Penyakit Jantung Keturunan, Mulai Jaga Makanan Sehat
"Saya suka ngumpulin orang (pecinta bakmi) dan memang ada yang tiap hari makan bakmi. Saya bilang, diimbangkan saja. Jangan berlebihan," ujarnya.
Sebagai penikmat bakmi, bahkan sudah mencicipi aneka topping bakmi dari ribuan penjual, Tirta mampu merasakan mana bakmi yang dibuat dengan benar dan mana yang dimasak ala kadarnya.
Lalu bagaimana bakmi yang enak menurut Tirta Lie?
"Bakmie yang enak itu, yang bumbunya tepat, cara perebusan (teknik merebus) termasuk suhu, nyala api, berapa lama direbus dan harus paham karakter mienya. Dari panasnya air juga perlu. Kalau namanya topping-topping itu kan pelengkap. Kemudian terakhir tergantung selera lidah masing-masing sih," terangnya.
Dari Sarapan Tak Sengaja Jadi Bakmi Lover
Kesukaan Tirta Lie pada bakmi diakuinya tanpa kesengajaan.
Ia berkisah jika bakmi lover yang melekat pada dirinya berawal dari olahraga pagi yang dilakukannya.
Awalnya ia ingin beli sarapan, namun pada pagi hari yang ia temukan banyak penjual bakmi. Ia lantas mencobanya.
"Dari situ kemudian berpindah-pindah tempat (penjual) dan saya tulis di blog. Ternyata banyak yang suka dan menjadikan tulisan saya sebagai referensi," ungkapnya.
Baca: Jangan Pernah Campur Mi dengan Kuah Kaldu, Ini Cara Makan yang Benar
Baca: Tak Selamanya Kolesterol Jahat, Ini 5 Mitos Kolesterol yang Sering Salah Kaprah
Tirta Lie mengungkapkan, bakmi telah menjadi makanan yang digemari masyarakat Indonesia. Bahkan, menurutnya, Indonesia menjadi negara terbesar kedua pengonsumi bakmi setelah Republik Rakyat China (RRC).
"Indonesia saat ini masyarakatnya sebagai pemakan bakmi terbesar kedua setelah China. Sudah banyak festival bakmi digelar dan puluhan ribu orang datang meramaikan," ungkap Tirta Lie.
Jenis bakmi yang ada di Indonesia sangat beragam. Tirta menyebut, hal ini dilatari dari adanya perpaduan budaya ketika bakmi dikenalkan oleh orang-orang dari China dengan selera masyarakat masing-masing daerah.
"Dari Aceh ada Mie Aceh, Mie Medan Mie Jawa, Mie Godok, Mie Pontianak dan daerah lainnya yang punya semacam bakmi khas. Maka tak heran bakmi sudah sangat familiar bagi masyarakat kita," ungkapnya.
Adapun perkembangan bakmi di Indonesia, kata Tirta, terbilang signifikan.
Varian Beragam, Bakmi Lebih Sehat
Dengan munculnya beragam varian topping yang membuat citarasa bakmi jadi beragam.
"Sejak tiga tahun terakhir pengembangannya sangat beragam, khususnya pada toppingnya.
Sekarang untuk mienya banyak dari bahan buah-buahan, sayuran. Ini menurut saya bagus, supaya orang tidak bosan makan bakmi," ungkapnya.
"Janis toppingannya itu tergantung ide kreatifitas masing-masing pedagang. Kalau jiwa muda kebanyakan dia berinovasi," imbuh Tirta yang pernah meraih rekor MURI untuk Pengunjung dan Peresensi Rasa Bakmi Terbanyak.
Dengan adanya festival-festival bakmi yang digelar, Tirta berharap masyarakat bisa melihat perkembangan serta menikmati ragam olahan bakmi yang disajikan para tenant.
"Selain menjadi wadah bagi penyuka bakmi, di sini masyarakat bisa melihat berbagai macam olahan atau varian bakmi sekaligus merasakannya," tandasnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.