Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bisnis Co-Living Berpeluang Menyalip Tren Co-Working Pasca Pandemi

Tawaran tinggal dengan konsep co-living ini kini tumbuh kuat di kota besar Indonesia seperti Jakarta.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bisnis Co-Living Berpeluang Menyalip Tren Co-Working Pasca Pandemi
Istimewa
Hunian co-living di apartemen dengan sharing tinggal bersama beberapa orang menjadi pilihan baru pekerja milenial di kota besar seperti Jakarta. 

Untuk layanan penyewaan room apartemen ini, Flokq juga menyediakan jasa cleaning service dan biaya tersebut sudah termasuk dalam tagihan sewa bulanannya.

Untuk penyediaan sewa kamar apartemen ini, pihaknya bekerja sama dengan manajemen gedung.

Dalam satu gedung apartemen, Flokq menyediakan cukup banyak kamar yang tersebar di sejumlah lantai.

Dia mengatakan, apartemen yang disewakan secara ideal terdiri dari 3 kamar tidur. Dalam satu gedung apartemen pihaknya bisa menyediakan minimal 5 unit sampai 20 unit apartemen.

Karena bisnis ini begitu gurih dan menarik, tahun depan Flokq berencana ekspansi menyewakan hingga 3000 unit kamar apartemen dengan fokus menggarap pasar Jakarta lebih dulu.

Pihaknya juga siap ekspansi ke kota-kota besar lain yang dinilai pasarnya potensial seperti Surabaya, Bandung dan Medan.

Cerahnya bisnis co-living di masa depan juga sudah diprediksi oleh Akash Mulani, Flokq Advisior and Director Real Estate Investment Firm, di Australia.

Berita Rekomendasi

Ia mengaku malah sedang menggodok konsep bisnis baru setelah melihat dampak pandemi saat ini.

“Kami sangat yakin akan masa depan co-living terkait kondisi masyarakat dan ekonoi saat ini yang terdampak Covid-19. Kegiatan isolasi mandiri yang saat ini banyak dilakukan masyarakat berarti akan mengurangi interaksi manusia dan dapat menurunkan kualitas kesehatan mental." kata Akash.

"Dengan co-living, orang-orang mendapat kesempatan untuk menjaganya tetap stabil sambil tinggal di dalam rumah."

"Dengan kebijakan WFH yang kian menjadi umum, masyarakat membutuhkan ruang untuk dirinya bekerja, teman yang dapat diandalkan karena memiliki persamaan minat dan latarbelakang, atau tentunya ruang dengan biaya sewa ringan per bulannya,” jelas Akash.

“Dibandingkan dengan kost-kostan, co-living dapat menjamin semua kualitas itu. Co-living dan Co-working dalam gedung yang sama, adalah sebuah konsep baru yang sedang kami jajaki dalam beberapa tahun ini. Kami berencana meluncurkannya dalam 12 atau 24 bulan ke depan,” ujar Akash.

Sebelum pandemi Covid-19, model ruang co-working cukup banyak dilirik oleh para pemilik properti dan investor.

Namun, baru-baru ini, para pelaku properti serta investor-investor tersebut juga mulai memetik profit dari model yang menghasilkan keuntungan lebih besar per meter persegi-nya dibandingkan model sewa tradisional ini.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas