Karya Lintang, Seniman Indonesia Terpajang di Toko Buku Terbesar di Amerika
LINTANG Pandu Pratiwi, (27), seniman muda asal Indonesia, berhasil mematahkan persepsi bahwa bisnis offline, apalagi buku, bakal suram.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - LINTANG Pandu Pratiwi, (27), seniman muda asal Indonesia, berhasil mematahkan persepsi bahwa bisnis offline, apalagi buku, bakal suram.
Terbukti, kiprahnya dalam menulis cerita dan menggambarnya, berhasil mendunia.
Karya-karyanya melanglang buana ke Asia, benua biru, hingga Amerika.
Salah satu karyanya adalah mengilustrasikan karya penulis Deanna K. Klingel berjudul Walker Hound of Park Avenue.
Lintang konsisten mengilustrasikan beberapa cerita buku untuk anak-anak.
Bagi perempuan yang masuk dalam daftar 72 ikon berprestasi versi UKP Pancasila ini, dunia anak-anak sangat menarik
dengan segala keajaibannya.
Baca: Nikita Mirzani Bangga Anak-Anaknya Mengerti Agama Tanpa Dipaksa, Si Sulung Sudah Lulus Pesantren
Baca: Fakta Lengkap Kasus Video Syur Mirip Syahrini, 2 Tersangka Ditangkap pasca Istri Reino Barack Lapor
Baca: Ingin Kuliah di Luar Negeri Tapi Belum Bisa Luluhkan Hati Orangtua? Tasya Kamila Beri Trik Ini
Dunia anak-anak membuat Lintang berkarya seimajinatif mungkin, dengan penuh warna.
"Saya mencintai warna warni. Mencintai kepolosan dunia kanak kanak yang ceria," ujar Lintang kepada
Tribun Network, Selasa (26/5/2020).
Sejak kecil Lintang sudah hobi menggambar. Ia pun tak pernah berhenti mencintai apa yang sudah
disukainya sedari dini.
Hingga kini, konsistensinya membuat karyanya terpajang di toko buku terbesar di Amerika Serikat, Barnes & Noble.
"Setiap orang dewasa perlu mempertahankan jiwa kanak kanak dalam dirinya namun membungkusnya
menjadi pribadi yang dewasa," imbuh Lintang.
Lintang tak berhenti mengembangkam diri. Ia membuat studio bersama timnya yang sudah
menghasilkan 70 buku-buku ilustrasi.
Karyanya sudah tersebar di pasar Amerika dan Eropa, sepertiInggris, Jerman, Skotlandia, Spanyol, bahkan hingga Australia.
"Buku yang saya illustrasikan sendiri itu Dancing Lilly, Walker Hound of Park Avenue, Honey & the Bee,
dan Good Night First Lady," kata Lintang.
"Saya menulis buku dan mengillustrasi untuk penerbit di Indonesia juga, seperti Kumpulan Dongeng Klasik Indonesia untuk Elex Media Komputindo," sambungnya.
Menurut Lintang, Dunia literasi dan illustrasi di Indonesia sedang berkembang sangat pesat dan bagus
sekali.
Seperti di bidang komik misalnya. "Banyak sekali illustrator Indonesia yang punya nama besar di
industri komik di Amerika," kata Lintang.
Saat ini, bagi Lintang, masyarakat Indonesia semakin sadar bahwa bangsa Indonesia tidak kekurangan
kreator berkualitas yang karyanya bagus dan menggelitik, sehingga karyanya mudah diterima oleh
masyarakat.
Alumnus Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang yang pernah masuk 10 besar pemuda
inspiratif versi Media Indonesia ini, mengatakan, di era keterbukaan, bukan tidak mungkin untuk
menggapai impian dan membangun networking karena batas sekat-sekat semakin terbuka.
"Namun persaingan semakin ketat. Anak anak muda harus mempunyai dedikasi dan kemauan kuat
untuk dapat menggapai mimpi. Dan menemukan passion juga sangat penting sehingga melakukan
pekerjaan bisa dilakukan sebagai hobi," ujar Lintang.
Ilustrasi Lintang memiliki ciri khas nusantara. Gaya lukisan vintage dan klasik dengan pilihan warna
primer yang cenderung kecoklatan.
Masuk dalam International Bestseller di amazon.com dan masuk ke jaringan toko Barnes & Noble tak membuatnya berhenti berkarya. Ia masih memiliki cita-cita terpendam.
"Cita-cita terdalam saya adalah bergabung di industri perfilman. Saya punya cita-cita yang dalam untuk
bikin project film panjang sendiri. Sementara ini terlibat dalam film-film pendek untuk festival film," tutur
Lintang. (denis/tribunnetwork/cep)