Tata Cara Shalat Kusuf/Gerhana Matahari 21 Juni 2020 di Tengah Pandemi Menurut Ahli Ilmu Falak
Meski tidak dilalui jalur gerhana cincin, sebagian wilayah Indonesia dapat mengamati Gerhana Matahari Sebagian. Berikut tata cara salat gerhana,
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan terjadi pada Minggu, 21 Juni 2020 mendatang.
Meski tidak dilalui jalur gerhana cincin, sebagian wilayah Indonesia dapat mengamati Gerhana Matahari Sebagian.
Di dalam agama Islam, terdapat ibadah sunah salat gerhana yang dapat dikerjakan saat gerhana matahari maupun bulan berlangsung.
Salat gerhana matahari disebut salat kusuf, sedangkan salat gerhana bulan disebut salat khusuf.
Ahli Ilmu Falak atau Astronomi Islam dari IAIN Surakarta, Dr Muhammad Nashirudin MA MAg, mengungkapkan salat gerhana matahari disunahkan bagi umat Islam yang dapat mengamati secara langsung.
"Umat Islam disunahkan untuk melaksanakan salat gerhana bagi yang dapat mengamati gerhana matahari secara langsung," ungkap Nashirudin saat dihubungi Tribunnews, Kamis (18/6/2020).
Nashirudin mengungkapkan, salat gerhana tidak disunahkan bagi yang tidak dapat mengamati secara langsung.
"Wilayah yang dilalui gerhana dan mampu mengamati, silahkan melakukan amaliyah salat gerhana. Apabila yang tidak terlewati dan tidak dapat mengamati tidak disunahkan salat gerhana, jadi tidak perlu," ungkap Nashirudin.
Baca: Gerhana Matahari Cincin 21 Juni, Wilayah yang Dilintasi, Penjelasan, dan Waktu Kontak Gerhana
Salat Gerhana di Masa Pandemi Covid-19
Sementara itu Nashirudin mengungkapkan tidak ada perbedaan signifikan salat gerhana dengan ibadah lain di masa pandemi.
Meski disunahkan berjamaah, Nashirudin mengungkapkan salat gerhana dapat dilaksanakan sendiri.
"Salat gerhana disunahkan berjamaah, tapi kalau dilakukan sendiri tidak masalah sebenarnya," ungkapnya.
Menurut Nashirudin, protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan jika menyelenggarakan ibadah salat gerhana.
"Kalau salat berjamaah, wilayah-wilayah yang kondisinya tidak dalam zona hijau ya harus ikuti protokol kesehatan seperti salat jumat atau salat jamaah pada umumnya," ungkap Nashirudin.
Protokol kesehatan yang harus dilakukan antara lain menjaga jarak dalam saf salat dan mengenakan masker.
Baca: Ada Gerhana Matahari Cincin 21 Juni, Indonesia Hanya Bisa Lihat Gerhana Matahari Sebagian
Adapun pelaksanaan salat gerhana dilakukan pada saat mulai terjadinya kontak awal gerhana.
Sementara itu, GMC, disebut Nashirudin adalah fenomena langit yang rutin terjadi.
"GMC rutin terjadi setiap 2 tahun sekali, tapi kan tidak setiap GMC melewati Indonesia," ungkap Nashirudin.
Salat Gerhana Matahari atau Salat Kusuf
Dengan adanya fenomena ini, umat Islam diimbau untuk melaksanakan salat sunah gerhana matahari atau salat Kusuf.
Pelaksanaan salat gerhana menyesuaikan waktu Gerhana Matahari Cincin di wilayah masing-masing.
Sebaiknya, salat Gerhana Matahari Cincin dilakukan secara berjamaah di masjid atau di tanah lapang.
Setelah salat, diakhiri dua khutbah yang disampaikan oleh khatib.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Jumat, 19 Juni 2020: Serang Potensi Hujan Lebat & Bengkulu Hujan Petir
Berikut tata cara melaksanakan salat gerhana atau salat Kusuf, dikutip Tribunnews.com dari Kemenag:
1. Berniat di dalam hati
2. Takbiratul ihram seperti salat biasa
3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan di-jahr-kan (perdengarkan) suaranya.
4. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya
5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)
6. Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, tapi dilanjutkan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).
7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya
8. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)
9. Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya
11. Tasyahud
12. Salam.
Setelah salat, Imam lalu menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan hal baik lainnya.
Umat Islam, lanjutnya, juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan melalukan amal kebajikan lainnya.
Niat Salat Gerhana Matahari
Niat mengerjakan salat gerhana matahari dapat dilafalkan atau dalam hati saja.
Namun, hanya untuk membulatkan hati, ulama menganjurkan kita untuk melafalkannya.
Berikut niat salat gerhana matahari
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala
Arti: Saya berniat mengerjakan salat sunah Gerhana Matahari sebagai imam/makmum karena Allah semata.
Diketahui Gerhana Matahari Sebagian 21 Juni 2020 mendatang akan melewati 432 pusat kota/kabupaten di 31 provinsi di Indonesia.
Baca: Fenomena Embun Beku Mulai Muncul di Wilayah Dieng, Ahli Cuaca BMKG Beri Penjelasan
Dilansir BMKG, seluruh wilayah di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi dapat mengamati Gerhana Matahari ini.
Selain itu, sebagian besar Pulau Sumatra juga masuk dalam wilayah yang dilintasi Gerhana Matahari Sebagian.
Sementara itu DKI Jakarta tidak dapat mengamati gerhana ini.
Diketahui terdapat 83 pusat kota yang tidak dapat mengamati fenomena gerhana ini.
Yaitu dua kota di Bengkulu, tujuh kota di Lampung, sepuluh kota Jawa Tengah, dan tujuh kota di Jawa Timur, serta semua kota di Jawa Barat (terkecuali Indramayu), Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta tidak akan dilalui gerhana ini.
Sementara itu, waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda.
Di Indonesia, waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 13.16 WIB.
Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Kepanjen, Jawa Timur,yaitu pukul 15.19 WIB.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Sri Juliati)