Bermula dari Kreativitas Ritchie, Kini Sepeda Brompton Ngehits, Diburu Meski Harganya Selangit
Ditawarkan dengan harga selangit namun sepeda Brompton tetap diburu dan ngehits di kalangan goweser atau pesepeda.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ditawarkan dengan harga selangit namun sepeda Brompton tetap diburu dan ngehits di kalangan goweser atau pesepeda.
Ddibanderol dengan harga yang terbilang fantastis. Mulai dari Rp 35 juta hingga ratusan juta rupiah, bagaimana kisah sepeda brompton ini bermula? Simak sejarahnya.
Brompton dirancang pertama kali pada 1975 oleh Andrew Ritchie, di South Kensington, London,
Inggris.
Bermula dari kesulitan Ritchie memasukkan sepeda konvensional ke apartemennya sehingga ia
ingin menciptakan sepeda yang ringkas dan bisa dilipat.
Nama Brompton dipilih karena apartemen Andrew menghadap ke Brompton Oratory di South
Kensington, London.
Pada 1981, sepeda lipat ini pertama kali diproduksi di Kota Brentford, Inggris dan terciptalah sepeda ukuran 28x60x60 cm atau 3,56 kaki kubik setelah dilipat.
Pada 1995, sepeda ini mendapatkan ‘Royal Recognition’ yang merupakan penghargaan dari Ratu Inggris.
Penghargaan ini melambungkan nama sepeda Brompton hingga 2006, saat itu laga pacu Brompton
World Championship diadakan pertama kali di Barcelona, Spanyol.
Brompton menemukan desain terbaiknya dan menjadi merk global pada 2011 lalu.
Brompton juga memproduksi sepeda lipat listrik. Bobot baterai (2,9kg) terpisah dengan sepeda listrik (13,7kg) sehingga
mudah dibawa, bahkan ditenteng sekalipun.
Baca: Bolehkah Pakai Masker Saat Bersepeda? Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Beri Trik Begini
Baca: Dibanderol Puluhan Hingga Ratusan Juta, Ini Alasan Brompton Layak Dibeli
Baca: Ketika Goweser Tergila-gila Sepeda Lipat Brompton, Tetap Nyaman untuk Touring hingga 254 Km
Kelebihan di Balik Harga Fantastis
Apa sih kelebihan sepeda Brompton? Berikut rangkuman Tribunnews.com dari para goweser.
1. Ringan, portable, namun memakai bahan yang kuat. Kemudahannya dapat dibawa saat bepergian
jauh menggunakan pesawat, mobil, atau transportasi lain.
2. Walau terkesan mahal, sebenarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli Brompton jauh lebih
murah dibandingkan dengan biaya transportasi harian menggunakan transportasi lain atau alat gym,
menurut klaim perusahaan ini.
3. Keunggulan lain, sepeda Brompton didesain agar pengendara bisa aman saat menggunakan di jalan
raya.
4. Memiliki sepeda Brompton dapat menaikkan gengsi pemilik, alasannya karena harga relatif tinggi dan
komunitas-komunitasnya adalah para eksekutif. Terlebih karena Brompton adalah rajanya sepeda lipat.
Harga Selangit Tak Masalah
Terpisah, Fajar Tri Widianto (40), Ketua Brompton Riders Bekasi (Broder) menceritakan alasan sepeda Brompton layak dibeli meski harganya terbilang fantastis.
"Kalau di Broder dari yang tipe standar sampai yang special edition ada. Dari murah sampai yang mahal ada," kata Fajar kepada Tribun, Minggu (5/7/2020).
Fajar sendiri memiliki Brompton special edition, yakni Brompton Explorer.
Harga Brompton Explorer saat ini diperkirakan berkisar Rp 60-70 juta.
Sementara Brompton Chapter III, sepeda Brompton yang saat ini sangat diincar penyuka Brompton, diperkirakan seharga Rp 80-100 juta.
Menurut Fajar, meski mahal, sepeda Brompton Explorer yang dimilikinya memang layak dibeli.
Salah satu alasannya yaitu sepeda Brompton terbilang praktis, karena bisa dilipat.
Selain itu sepeda Brompton juga ringan. Paling berat hanya 12 kilogram.
Sepeda Brompton, lanjut Fajar, juga nyaman digunakan untuk bersepeda jarak jauh.
"Brompton ini punya keasikan sendiri untuk gowes jarak jauh ataupun jarak dekat, itu memang enak dan nyaman," jelas Fajar.
Touring Sepeda Nyaman Asal Stamina Terjaga
Sepeda Brompton Explorer jadi pilihan Fajar karena dirinya suka touring.
Brompton Explorer, kata Fajar, dibuat khusus untuk bersepeda jarak jauh dan didesain untuk melakukan petualangan.
"Saya suka long distance, saya juga suka camping. Whole packages Explorer itu memang dibuat camping, gunung."
"1 unit Explorer itu sudah dapat tas, barang-barang yang dibutuhkan untuk camping udah satu paket. Kenapa saya memilih explore karena ini memang yang saya butuhkan," jelas Fajar.
Fajar menceritakan, ia pernah touring lintas kota menggunakan sepeda Brompton miliknya. Jarak touring yang ditempuh Fajar kala itu 254 kilometer.
"Bekasi-Jogja, Bekasi-Malang, Bekasi-Bandung. 254 kilometer non-stop," jelas Fajar bercerita.
Ia pun memberi tips bagi para pesepeda ketika melakukan touring.
Salah satu yang terpenting yakni memiliki stamina yang mumpuni dengan menerapkan pola hidup sehat.
"Kalau saya yang pasti stamina harus dijaga ya, selain bersepeda saya suka jogging untuk me-maintain kardionya," katanya.
"Latihan bersepeda secara bertahap, tidak akan bisa kalau tiba-tiba mau sepedaan mau langsung jarak jauh. Lebih baik pelan-pelan. Makan sehat, sama kalau gowes jarak jauh pastinya cairan harus terus dijaga tidak boleh putus karena cepat terhidrasi," sambung Fajar.
(Tribunnews.com/Denns/Genik)