Orang Tua Mengerjakan Tugas Sekolah Anak? Pakar: Mendidik Ketidakjujuran
Mengerjakan tugas sekolah peserta didik selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam masa pandemi Covid-19 dinilai mengajarkan nilai ketidakjujuran.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Mengerjakan tugas sekolah peserta didik selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam masa pandemi Covid-19 dinilai mengajarkan nilai ketidakjujuran.
Hal itu diungkapkan pakar pendidikan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Imam Sujadi.
Imam menyebut peserta didik sebisa mungkin mengerjakan tugasnya sendiri.
"Orang tua saat ini jangan mem-back up tugas sekolah anak, pekerjaan anaknya dikerjakan oleh ibunya, ibunya yang mengumpulkan, itu mendidik tidak jujur," ungkap Imam dalam program Overview Tribunnews, Kamis (15/10/2020).
Imam mengatakan anak harus diminta untuk mengerjakan sebisanya.
"Coba mereka mengerjakan sejauh mana sebisanya, andaikan tidak bisa, tugas orangtua itu mengomunikasikan kepada guru."
"Sampaikan jika anak-anak itu tidak bisa mengerjakan, supaya guru punya inovasi atau strategi lain cara membelajarkannya seperti apa," jelas Imam.
Baca juga: Nadiem Makarim Sebut di Dunia Pendidikan Semua Orang Adalah Pemangku Kepentingan dan Pakar
Menurut Imam, hal demikian sangat jarang ditemui di masa PJJ saat ini.
"Karena orangtua takut anaknya nilainya jelek, yang mengerjakan orangtuanya atau kakaknya dan dikumpulkan, sehingga gurunya menganggap ini jalan, bisa terus, dan dilakukan terus," ungkapnya.
Menurut Imam, masa pandemi Covid-19 dan PJJ menjadi kesempatan orangtua untuk menanamkan nilai kejujuran dan kedisiplinan pada anak.
"Sekarang ini saat yang paling bagus untuk mendidik dua hal itu, kedisiplinan dan kejujuran," ungkapnya.
Pendidikan Memerdekakan Siswa Belajar
Imam juga mengutip kata-kata Ki Hadjar Dewantoro, pendidikan memerdekakan siswa belajar.
"Pendidikan memerdekakan siswa belajar, konteks ini nampaknya tepat dipakai untuk saat ini," ungkap Imam.
Baca juga: Kemendikbud Minta Pendidik Ajarkan Siswanya Manfaatkan Internet dengan Sehat
Imam menyebut memerdekakan siswa dalam belajar mengajarkan siswa memiliki kedisiplinan.
"Jadi disiplin diri itu pertama adalah tertib, tertib lahir kemudian tertib batin," ungkap Imam.
Imam menilai perlu adanya kolaborasi peran orang tua dan sekolah untuk membuat peserta didik tertib.
"Mulai dari tertib belajar, jam sekian harusnya belajar ya belajar, jam sekian mengerjakan tugas ya mengerjakan tugas," ungkapnya.
"Bagaimana berkomunikasi baik dengan orangtua, bagaimana menyampaikan yang benar," lanjutnya.
Baca juga: Nadiem Makarim Akui Teknologi Tidak Bisa Gantikan Interaksi Sosial Saat Pembelajaran
Jika tertib lahir sudah didapat, lanjut Imam, maka batinnya akan damai.
"Kalau tertib damai, maka yang ada hanya keselamatan, salam dan bahagia," ungkap Imam.
Diketahui sektor pendidikan menjadi sektor yang terdampak pandemi Covid-19.
Kondisi ini memaksa pembelajaran dilangsungkan secara jarak jauh.
Sejumlah insentif diberikan pemerintah untuk mendukung berlangsungnya PJJ.
Antara lain memberikan kuota internet gratis bagi para pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen.
Baca juga: Khawatirkan Dampak Negatif PJJ, Pemuda di Banjarnegara Bentuk Komunitas Pendidikan Saung Sahara
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)