Tips Sukses Jadi Influencer Fashion Ala Arnold Teja
agar bisa tetap eksis di dunia fashion blogger, harus memiliki ciri khas agar tak sama dengan influencer lainnya.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Willem Jonata/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Selama punya keberanian mengekspresikan diri, kreatif, dan memiliki ciri khas, siapa saja bisa jadi influencer berkat perkembangan dunia digital.
Seseorang dengan penampilan menarik dan fashionable, tak menutup kemungkinan bisa menjadi fashion influencer.
Arnold Teja adalah satu yang bisa dijadikan contoh.
Pecinta mode pastinya tahu pria dengan ciri khas style minimalist ini.
Baca juga: Bisma Rocket Rockers Mulai Jajal Bisnis Fashion dengan Bangun Brand Sendiri
Bermula dari mengekspresikan kecintaannya pada dunia fashion dalam blog miliknya, ia kini menjadi fashion influencer sekaligus model yang diikuti oleh ribuan orang.
Fashion yang ditampilkan Arnold sukses menginspirasi banyak orang karena dianggap unik, simpel namun berkelas, dan berbeda dari kebanyakan orang.
Kesuksesannya ini tidak ia dapatkan secara instan, melainkan melalui keseriusan dan perjuangan.
"Saya selalu tertarik dengan art dan fashion. Saya percaya fashion adalah bentuk seni lain untuk mengekspresikan diri. Saya ingat pas remaja, saya membaca majalah dan dibuat takjub oleh karya-karya yang keren. Saya berharap suatu hari saya dapat berpose di majalah dengan penampilan yang luar biasa," kata Arnold Teja.
Baca juga: Pengalaman Wisata Muslim‐Friendly ke Singapura Ala Influencer Hijab
Saat itu, ia tak tahu harus bagaimana mengekspresikan dirinya melalui fashion. Ia merasa terlalu malu untuk langsung berekspresi secara nyata. Lalu muncul ide untuk memulai dari blog.
"Saya tidak tahu di mana saya bisa memulai perjalanan saya di dunia mode. Saya pemalu, tidak memiliki latar belakang fashion, tidak ada koneksi. Jadi saya memutuskan untuk membuat blog sendiri, membagikan postingan dan inspirasi pakaian saya. Saya mendanai semuanya selama tahun itu. Syukurlah, saya mendapat tanggapan yang baik dan saya terus maju," tambahnya.
Berkat ketekunan dan kreatifitasnya, Arnold dipertemukan dengan rekan sesama blogger.
Melalui blognya itu pula, Arnold berkesempatan bertemu desainer dan orang-orang kreatif lainnya yang membawanya pada dunia fashion sesungguhnya.
Baca juga: Ethan Peters Beauty Influencer Meninggal di Usia Muda Kejutkan Penggemar, Ini Postingan Terakhirnya
Keberuntungan Arnold tak berhenti sampai di situ. Selain fashion-nya yang khas, memiliki postur badan yang tinggi membuatnya dilirik oleh agensi model.
Ia ditawari pekerjaan modeling untuk majalah besar di Indonesia dan sempat menjadi muse untuk designer dan model runway.
Mimpi untuk tampil dalam majalah pun terwujud.
Baginya, tantangan terbesar untuk membuat konten adalah harus orisinil dan kreatif. Untuk memberikan konten yang orisinil dan kreatif sangat sulit, sebab ide harus baru dan berasal dari dirinya sendiri.
"Dalam berkreasi, tantangan terberat adalah membuat konten baru yang fresh dan orisinil, itu tidak mudah. Terutama jika harus menemukan sesuatu yang baru setiap hari. Kreatifitas diasah dan diuji di sini," paparnya.
Menurutnya, agar bisa tetap eksis di dunia fashion blogger, harus memiliki ciri khas agar tak sama dengan influencer lainnya.
Lulusan desain grafis ini mengaku menghindari konten-konten yang bersifat hard selling. Baginya, membuat konten itu harus kreatif bukan sekadar iklan berjalan yang mengajak orang lain membeli.
Kesuksesan yang ia raih ini tak membuatnya jumawa. Arnold Teja dengan sukarela membagikan tips menjadi fashion influencer sukses seperti dirinya.
Satu hal terpenting bila ingin menjadi fashion influencer agar tetap eksis adalah personal branding, konsistensi dan profesional.
Meski terlihat mudah, jangan menyepelakan proses untuk menjadi influencer.
"Yang paling penting itu konsisten, professional dan memiliki personal branding yang kuat. Jangan pernah menganggap bahwa pekerjaan ini mudah dan menyenangkan. Nyatanya tidak semudah kelihatannya," ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai influencer perlu menyeleksi brand-brand yang mengajak kerjasama, tak boleh asal ambil, harus sesuai dengan image agar kekhasan terus melekat.
Pemilihan brand ini dilakukan karena menyesuaikan target market yang dapat memengaruhi image.
Sementara dari segi fashion, ia menyarankan untuk bergaya sesuai kepribadian dan tempat. Bisa dikatakan, fashion sebagai cara mengekspresikan diri yang artinya juga sebagai identitas diri.
“Kita bisa terlihat fashionable dari cara kita pintar memadupadankan pakaian agar terlihat menarik. Yang penting jadi diri sendiri aja dan punya selera,” tutupnya.