Survei: Anak Muda Aktif Bermedia Sosial, Tapi Selektif Berkomentar
Anak muda dengan rentang usia 15 – 25 tahun ternyata cenderung membatasi interaksi mereka di media sosial menurut hasil sebuah survei.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kendati aktif dalam mengakses media sosial, generasi muda dengan rentang usia 15 – 25 tahun ternyata cenderung membatasi interaksi mereka di media sosial menurut hasil sebuah survei.
Survey Youth Audience Measurement yang diadakan oleh Program Studi Periklanan Politeknik Negeri Media Kreatif terhadap 1080 remaja dengan metode random sampling, lebih dari 96% responden mengakses internet lebih dari 3 jam per hari.
Dari responden yang sama, 89% dari mereka mengaku bahwa menggunakan media sosial menjadi salah satu alasan utama mereka mengakses internet.
Walau banyak disebut sebagai generasi digital native, di mana sejak usia dini mereka sudah kenal dengan internet, ternyata generasi usia 15 – 25 tahun saat ini relatif lebih menjadi generasi silent user.
Baca juga: Aplikasi Media Sosial Hyppe Punya 10 Fitur Menarik, Salah Satunya Mengajak Jadi Content Creator
Walau aktif menggunakan media sosial, 50,41% responden mengaku berkomentar kurang dari 5 komentar per hari di media sosial.
"Bahkan, 38,16 persen responden juga mengaku tidak pernah berkomentar di media sosial,” kata Dyama Khazim, Dosen Program Studi Periklanan Politeknik Negeri Media Kreatif dalam keterangannya, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Makin Banyak Saja Musisi Lokal yang Kariernya Berkibar Lewat Aplikasi Streaming Musik Digital Ini
Dyama yang menjadi peneliti dalam riset Digital Youth Audience Measurement & Analysis Indonesia 2020 ini menyampaikan bahwa dari data yang didapatkan, hanya 37,88% responden yang mengaku rutin mengupload konten di media sosial, baik itu tweet, status, foto, maupun video di akun media sosial mereka.
Sedangkan 34.56% mengaku mengupload konten selama sebulan sekali, dan 27.56% menyampaikan tidak pernah mengupload konten di media sosial.
Terkait konten siapa yang paling sering dikomentari, responden kami memilih inner circle content, atau konten yang diupload oleh orang terdekat mereka.
Secara rinci, konten yang diunggah oleh teman atau orang yang dikenal mendapatkan jawaban 59,82 persen, konten yang diunggah oleh keluarga mendapatkan jawaban 15,85 persen, konten dari selebritis atau influencer sebesar 14,93 persen, sedangkan sisanya adalah konten yang diunggah oleh media, komunitas, atau akun anonim.
“Terkait akun anonim, kemungkinan akan mendapatan komentar relatif lebih kecil karena dari data yang kami dapatkan, hanya 3 dari 1.000 orang akan berkomentar di setiap konten akun anonim," kata Dyama.
Survey yang fokus terhadap perilaku generasi muda Indonesia dalam berkomunikasi di berbagai platform digital juga menemukan bahwa Whatsapp menjadi platform paling populer yang dipilih oleh generasi muda untuk berkirim pesan instan.
Dari hasil survey menunjukkan bahwa whatsapp menjadi pilihan bagi 98,25% responden untuk berkirim pesan instan.
Instagram DM (Direct Message) menjadi pilihan tertinggi kedua dengan 72,81%. Di bawahnya secara berturut-turut terdapat Telegram (46%), Facebook Messanger (45%), dan Line (21%).
“Untuk pesan instan, terdapat hal yang unik di sini. Instagram yang biasa kita kenal sebagai media sosial berbagi visual baik foto maupun video juga banyak digunakan oleh generasi muda untuk berkirim pesan instan, sama seperti whatsapp atau telegram. Padahal fungsi utamanya adalah berbagi konten visual," kata Dyama.
Selain itu, terkait dengan kebiasaan baru dimana tren penggunaan platform virtual conference baik untuk pekerjaan maupun kelas online, data responden menunjukkan bahwa lebih dari 48% mengaku memilih mematikan microphone dan kamera saat sedang kelas online atau sedang meeting online setiap hari.
Sementara itu, 15% responden mengaku menyalakan microphone saja, dan sisanya mengaku menyalakan keduanya.
Dari platform video conference, zoom menjadi pilihan terbanyak yang digunakan oleh responden, yaitu mencapai 60,37 persen disusul oleh Google Meet sebesar 35,85 persen.
Rizky Kertanegara, Koordinator Program Studi Periklanan Politeknik Negeri Media Kreatif mengatakan, riset ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat dan kontribusi terhadap industri yang relevan dengan program studi dan menjadi bagian dari tri dharma perguruan tinggi.
“Hasil riset ini menjadi bentuk komitmen kami untuk dapat berkontribusi sebagai sivitas akademik bagi industri yang relevan.
Perilaku generasi muda yang relatif lebih dinamis menjadi salah satu tantangan dalam industri terutama untuk mengambil keputusan.
Untuk itu, diperlukan data terkait perilaku generasi muda yang akan diupdate secara periodik sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan," kata Rizky.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.