Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

M Bloc Market, Peluang UMKM di Masa Pandemi

M Bloc Space sebagai ruang publik kreatif kekinian dalam aksi pivot-nya menginisiasi pembentukan M Bloc Market, yang beri dukungan penuh pada UMKM.

Editor: Willem Jonata
zoom-in M Bloc Market, Peluang UMKM di Masa Pandemi
dokumentasi tim M bloc market
M Bloc Space menggelar talkshow bersama Harian Kompas dengan tema “Adu Eksistensi Brand Lokal di Tengah Pandemi” di M Bloc Live House, Sabtu 20/2/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Pandemi COVID-19 dan berbagai pembatasan sosial di sejumlah wilayah Indonesia berdampak besar bagi para pelaku usaha atau pemilik bisnis.

Mereka melakukan segala daya upaya untuk mempertahankan bisnis sekaligus menjaga eksistensi merek atau brand masing-masing kala didera pandemi.

Jelas ini bukan perkara mudah. Namun dengan berkolaborasi dan bersinergi, maka permasalahan serta tantangan yang dihadapi akan terasa lebih ringan.

M Bloc Space sebagai ruang publik kreatif kekinian dalam aksi pivot-nya menginisiasi pembentukan M Bloc Market, yang memberikan dukungan penuh kepada UMKM untuk mendistribusikan berbagai produk mereka yang telah dikurasi melalui retail ini.

Baca juga: Pertengahan Maret 2021 Kompas TV dan Abema TV Jepang Rilis One Championship

M Bloc Market adalah sebuah indie grocery store baru yang mayoritas akan menjual produk-produk terkurasi dengan karakter interior rustic vintage yang memiliki visi kesehatan, keterlacakan, lokalitas dan berkelanjutan.

M Bloc Space 95045
M Bloc Space menggelar talkshow bersama Harian Kompas dengan tema “Adu Eksistensi Brand Lokal di Tengah Pandemi” di M Bloc Live House, Sabtu 20/2/2021).

Pemanasan menuju pembukaan M Bloc Market di bulan depan, Sabtu (20/2) lalu bertempat
di M Bloc Live House, Jakarta diadakan talkshow bersama Harian Kompas dengan tema “Adu
Eksistensi Brand Lokal di Tengah Pandemi.”

Talkshow menghadirkan Tarrence Palar selaku Brand Communication Manager Harian Kompas
sebagai moderator dengan beberapa narasumber seperti Handoko Hendroyono (CEO M Bloc
Market), Helga Angelina (Co-founder & CEO Burgreens & Green Butcher), dan Dewi Indriastuti
(Kepala Desk Ekonomi Harian Kompas).

Berita Rekomendasi

“Pertumbuhan ekonomi di Indonesia itu 54-57 persennya ditopang dari keperluan rumah tangga.
Biasanya konsumsi itu per tahun tumbuhnya 5 persen tapi di tahun 2020 angkanya -2,6 persen.
Artinya orang-orang masih menahan diri untuk berbelanja. Kalau pemulihan ekonomi tahun ini
kabarnya lebih optimistis dengan catatan COVID-19 bisa terkendali,” ungkap Dewi Indriastuti
selaku jurnalis Harian Kompas saat berbicara di forum tersebut.

Kondisi yang serba sulit di masa pandemi ini kemudian dilihat sebagai sebuah peluang untuk
mengembangkan penjualan produk-produk lokal oleh M Bloc Market.

"Saya melihat tidak ada ruang untuk brand lokal. Mereka ini sebenarnya punya kemampuan untuk
maju, tapi tidak ada peluangnya karena tidak dibuka kesempatannya," ujar Handoko Hendroyono
selaku CEO M Bloc Market.

Sementara pandangan yang berbeda diutarakan oleh Helga dari Burgreens & Green Butcher.

“Kalau di Indonesia brand lokal vibrant banget. Sebagai brand lokal memiliki keuntungan market
understanding dan cara komunikasi sehingga tahu yang cocok dengan konsumen kita. Kemasan
brand lokal sekarang aku lihat juga keren-keren. Tapi brand lokal punya kekurangan di scaling
management. Brand lokal hanya bisa bertahan kalau dapat mengikuti permintaan pasar untuk
memenuhi order dan bisa beradaptasi dengan cepat. Harapannya brand lokal bisa dibantu oleh
market place untuk bersaing dengan brand-brand impor yang didukung grup besar,” jelas Helga
Angelina selaku Co-founder & CEO Burgreens & Green Butcher.

Mengetahui kondisi tersebut di atas, fokus utama M Bloc Market adalah menjadi outlet premium
bagi rantai pasokan yang berasal dari para produsen UMKM terkemuka dan para pendatang baru
terkurasi yang usahanya layak untuk didukung.

M Bloc Market ingin melayani komunitas dan
membuat tingkatan baru dalam berbelanja bahan kebutuhan harian menjadi sebuah pengalaman
menarik yang sekaligus ramah lingkungan.

Handoko menutup dengan mengatakan bahwa Indonesia perlu membuat 'ombak' sendiri.

Bukan hanya sebagai jargon Indonesian Wave, namun hal ini bisa dilihat sebagai peluang untuk
memajukan ekonomi Indonesia ke depannya nanti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas