Niat Sholat Gerhana Lengkap dengan Tata Caranya, Gerhana Bulan Total Terjadi pada 26 Mei 2021
Niat sholat gerhana jika dilaksanakan sendiri yakni Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini lillahi ta'aalaa, berikut tata cara lengkapnya.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut niat sholat Gerhana Bulan atau salat Khusuf yang dilengkapi dengan tata caranya.
Langit Indonesia bakal dilintasi fenomena Gerhana Bulan Total besok, Rabu (26/5/2021).
Menurut BMKG, Gerhana Bulan Total akan terjadi mulai pukul 15.46 WIB hingga 20.51.14 WIB.
Sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, umat Islam dianjurkan melaksanakan sholat gerhana baik saat Gerhana Bulan maupun Gerhana Matahari.
Baca juga: Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021, Ini Waktu Menyaksikan di Masing-masing Daerah
Baca juga: Tata Cara Sholat Gerhana, Gerhana Bulan Total Terjadi Rabu, 26 Mei 2021 Mulai Pukul 15.46 WIB
Selain melaksanakan sholat gerhana, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak zikir, doa, istighfar, taubat, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya.
Niat Sholat Gerhana
Adapun bacaan niat sholat gerhana bila dilakukan sendiri yakni:
صَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat salat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Bacaan niat sholat gerhana saat berjamaah dan menjadi imam yakni:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini imaaman lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat salat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Bacaan niat sholat gerhana secara berjamaah dan menjadi makmum yakni:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini ma'muuman lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat salat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Baca juga: Wilayah-wilayah yang Bisa Melihat Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021, Ini Rincian Waktunya
Tata cara sholat gerhana
Berikut tata cara sholat Gerhana dari Kemenag:
1. Berniat di dalam hati.
2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa.
3. Membaca do'a iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang lain sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).
4. Kemudian ruku’.
5. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).
6. Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
7. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya.
8. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali.
10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
11. Salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa (khususnya agar wabah covid-19 berakhir), beristighfar, dan bersedekah.
Baca juga: Bacaan Niat Shalat Gerhana Bulan dalam Bahasa Arab dan Latin, Dilengkapi Tata Cara Shalat Gerhana
Panduan Penyelenggaraan Salat Gerhana Bulan saat Pandemi
Kemenag juga telah mengeluarkan panduan penyelenggaraan salat gerhana di saat pandemi.
Hal ini tentunya untuk memberikan rasa aman kepada umat Islam dalam penyelenggaraan Salat Gerhana Bulan, sekaligus upaya mencegah penyebaran virus Covid-19.
Adapun panduannya sebagai berikut:
1. Salat Gerhana Bulan di daerah yang tergolong Zona Merah dan Zona Oranye agar dilakukan di rumah masing-masing.
2. Salat Gerhana Bulan dapat diadakan di masjid atau lapangan yang berada pada daerah yang dinyatakan aman dari Covid-19, baik zona hijau maupun zona kuning, yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
3. Dalam hal Salat Gerhana Bulan dilaksanakan di masjid atau lapangan, harus memperhatikan standar protokol kesehatan secara ketat dan mengindahkan ketentuan sebagai berikut:
a. Salat Gerhana Bulan dilaksanakan sesuai tuntunan syariat, juga khutbah diikuti oleh seluruh jemaah yang hadir.
b. Jemaah yang hadir tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas tempat agar dapat menjaga jarak antar shaf dan antar jemaah.
c. Jemaah yang hadir harus memakai masker dengan sempurna dan sesuai ketentuan yang berlaku, baik di masjid maupun di lapangan.
d. Panitia dianjurkan menggunakan alat pengecek suhu (thermo gun) dalam rangka memastikan kondisi jemaah sehat dan menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer di setiap pintu masuk.
e. Bagi para lansia (lanjut usia) atau orang dalam kondisi kurang sehat, baru sembuh dari sakit atau dari perjalanan, disarankan tidak menghadiri Salat Gerhana Bulan.
f. Khutbah Salat Gerhana dilakukan secara singkat dengan tetap memenuhi rukun dan syarat khutbah paling lama 10 menit.
g. Mimbar khutbah di masid atau pun lapangan agar dilengkapi pembatas transparan antara khatib dan jemaah.
h. Jemaah kembali ke rumah dengan tertib dan menghindari berjabat tangan dengan bersentuhan secara fisik.
(Tribunnews.com/Fajar)