5 Makanan dan Minuman yang Pantang Dikonsumsi saat Diet, Catat Buat Kamu yang Pengin Kurus!
Berikut daftar makanan dan minuman yang pantang dikonsumsi saat diet. Apa sajakah itu?
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian orang sangat memerhatikan berat badannya, terutama mereka yang ingin menguruskan tubuh.
Ada berbagai cara yang dilakukan orang-orang agar bisa menurunkan badan.
Satu cara untuk menurunkan berat badan adalah dengan melakukan diet.
Diet adalah metode untuk tidak memakan makanan atau minuman tertentu.
Namun, banyak orang justru salah dalam memilih makanan dan minuman ketike diet.
Ada beberapa makanan dan minuman yang pantang dikonsumsi ketika seseorang diet.
Baca juga: Tampak Sehat, 5 Makanan Ini Rupanya Mengandung Banyak Gula, Hati-hati Bagi yang Sedang Diet
Baca juga: Pejuang Diet Wajib Tahu, Ini 5 Aktivitas yang justru Memperlambat Metabolisme
Berikut daftar 5 makanan dan minuman yang harus kamu hindari, dilansir Medical Daily:
1. Jus dan Minuman Manis
Gula dapat ditemukan dalam sirup, pemanis jagung, sirup malt, gula trehalosa, dan lain-lain yang dapat ditemukan dalam label nutrisi makanan atau minuman.
Namun, waspadalah karena setengah dari gula dalam makanan sehari-hari berasal dari minuman manis.
Dari 2.000 kalori yang dibutuhkan pada hari biasa, 200 kalori atau 12 sendok teh gula disarankan untuk dikonsumsi dan bisa juga melalui gula tambahan.
Sayangnya, ini tidak selalu terjadi.
Menurut laporan, 17 sendok teh dikonsumsi setiap hari oleh orang Amerika, yang mengarah pada pembentukan gaya hidup yang tidak sehat.
Kamu bisa mengganti kue atau hidangan penutup dengan buah-buahan, susu rendah lemak, dan sereal tanpa pemanis.
Tambahkan pula satu sendok teh gula ke kopi atau teh sebagai pengganti konsumsi gula tambahan.
Baca juga: Diet Gagal Olahraga Malas, Sulit Sekali Turunkan Berat Badan, Apakah Teh Detoks Bisa Jadi Solusi?
2. Daging Olahan
Pedoman diet di Amerika Serikat merekomendasikan 26 ons daging dan telur unggas per minggu.
Daging dan telur unggas tanpa lemak lebih sehat daripada daging olahan karena makanan tersebut tidak memicu diabetes tipe 2, obesitas, dan kanker.
3. Makanan Cepat saji dan Makanan Ringan Olahan
Lemak jenuh dapat ditemukan pada kentang goreng, hamburger, kerupuk, dan makanan ringan olahan lainnya.
Sebuah studi yang berbasis di Iran meneliti 300 mahasiswa Iran.
Mereka diambil secara acak dari dua universitas terkemuka di kota Qom tahun 2015, guna memahami hubungan antara obesitas dan kebiasaan makan makanan cepat saji.
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (BMI), ditemukan bahwa rata-rata prevalensi obesitas adalah 21,3 persen di antara siswa yang terlibat dalam penelitian ini.
Studi ini menyimpulkan bahwa konsumsi makanan cepat saji mempengaruhi rasio wasit-hip (WHR) yang mempengaruhi BMI.
Berdasarkan WHR, prevalensi obesitas adalah 33,2 persen.
Ketika sampai pada pemahaman seberapa sering makanan cepat saji dikonsumsi, studi ini menemukan bahwa 72,4 persen orang mengkonsumsi makanan cepat saji setidaknya sekali dalam sebulan terakhir sebelum penelitian.
Baca juga: Cara Menurunkan Berat Badan, Konsumsi 5 Makanan Diet Berikut Ini
4. Nasi Putih dan Pasta
Indeks glikemik (GI) adalah parameter komparatif yang digunakan untuk mengukur bagaimana makanan tertentu meningkatkan kadar glukosa darah terhadap makanan lain.
Karbohidrat seperti roti putih, beras putih, dan pasta memiliki GI tinggi 70 atau lebih, sehingga mereka harus dimakan dalam jumlah yang lebih kecil.
Kacang-kacangan, ubi jalar, buah-buahan, dan sayuran non-tepung memiliki GI rendah di bawah 55.
Nasi putih dan pasta putih tidak memiliki banyak serat dan protein, sehingga nutrisinya terbatas dan tidak membawa banyak manfaat kesehatan.
Mengontrol asupan karbohidrat adalah satu cara untuk bertahan hidup dari diabetes, karena karbohidrat jenis ini mempengaruhi kadar glukosa darah.
Menggabungkan makanan GI tinggi dengan makanan GI rendah paling baik untuk diet seimbang.
Baca juga: Konsumsi Obat Diet Dapat Picu Hipertensi Paru
5. Es Krim
Es krim mengandung kalori dan gula yang tinggi.
Sebagian besar es krim berkontribusi pada peningkatan kadar glukosa darah dan obesitas.
Es krim juga tidak mengandung serat dan protein.
Mengganti es krim dengan buah beku dan yogurt untuk pencuci mulut adalah pilihan yang lebih sehat untuk menurunkan berat badan.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)